Aku Pasti Bisa

Karya: Yesi Setia Lulita

 

Di pagi hari yang cerah itu, di sebuah gedung sekolah terlihat semua anak tengah asyik bermain bersama dengan yang lain. Mereka terlihat sangat bahagia di pagi itu karena bisa bertemu dan bermain bersama dengan teman-teman yang lainnya. Ada yang bermain kejar-kejaran, ada yang bermain petak umpet, dan masih banyak lagi. Tapi sayangnya itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba ada suara dentuman yang keras dari luar sehingga membuat semua orang yang ada di dalam gedung sekolah itu berlarian keluar.

Tak disangka, setelah keluar dari gedung sekolah, semua rumah warga telah rata. Bangunan rumah yang awalnya berdiri dengan kokoh dan indah, kini telah rata dengan tanah. Itu disebabkan oleh bom yang dilontarkan oleh tentara zionis yang berusaha untuk mengusir mereka secara paksa dari tempat yang mereka huni.

Semua orang lari ketakutan karena ulah dari tentara zionis itu. Tidak hanya sekali saja bom itu dilontarkan melainkan berkali-kali sampai semua bangunan sama ratanya dengan tanah.

Di saat kejadian perih itu, ada satu anak yang memberanikan diri untuk mencoba melawan serangan dari tentara zionis. Dia adalah Lita, seorang anak perempuan pemberani yang berumur 10 tahun.

Melihat situasi yang kacau itu, mata Lita melotot tajam, tatapannya nanar saat melihat seorang tentara membawa tank baja yang ingin menembakkan ke arah salah satu rumah warga.

Lita mengepalkan tangannya, dia langsung berlari menuju tank baja itu untuk menggagalkan aksi dari tentara tersebut. Dengan tangan kosong dan sendirian, dia menghadang tank itu demi menyelamatkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dia tidak memperdulikan dirinya sendiri, bisa saja dia ditembak atau bahkan dibom oleh tentara tersebut. Yang terpenting baginya, semua orang di sana harus tetap aman. Dia sudah benar-benar geram melihat situasi di sekitarnya yang semakin kacau dan hancur!

Setelah berlari cukup jauh, sampailah Lita di salah satu tank tentara tersebut. Dia berdiri dengan gagah di depan tank itu dan tidak merasakan takut sedikitpun.

Tentara tersebut mencoba untuk menakutinya dengan cara menodongkan pistol tank bajanya ke arah Lita namun Lita tidak gentar dan tetap berdiri tegak di depan tank itu. Dengan keberaniannya, Lita berhasil membuat tank baja milik tentara zionis mundur dan tidak berani untuk menembak lagi.

Lita menangis bahagia karena dia bisa membantu orang di sekitarnya.

Comments (0)
Add Comment