Diskusi (Revolusi Industri-Sastra) sebagai Penawar Rindu (Book Club #1)

Setelah kembali ke kota tercinta, Lubuklinggau, baru sekarang saya menemukan sesuatu yang sangat dirindu-rindukan. Sesuatu itu menjadi penyejuk dahaga karena kehausan yang begitu lama menghampiri diri ini. Kerinduan itu ialah diskusi-diskusi akademik. Biasanya diskusi-diskusi ini sering kali saya ikuti sewaktu masih menjadi mahasiswa dulu. Diskusi yang saya ikuti di hari Minggu, 20 Januari 2018 kemarin merupakan diskusi asyik, santai, dan menyenangkan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Direktur Bennyinstitute, Bang Benny Arnas. Diskusi ini berlangsung selama 2 jam yg dimulai dari pukul 4 sore hingga 6 sore. Saya yang mengikuti kegiatan ini merasa bahwa kegiatan ini luar biasa bermanfaat. Diskusi ini juga berlangsung dengan begitu khidmat. Kala itu Bang Ben, selaku pemateri menampilkan tulisannya dengan judul ‘Menjadi ceruk lebar-tanpa dasar-dengan saringan di atasnya’. Judul ini berkaitan besar dengan revolusi industri 4.0 yang berfokus pada revolusi sastra.

Dalam penyampaiannya Bang Ben mengatakan bahwa bagaimanapun industri berevolusi maka sastra akan mempunyai peran penting dan akan mampu mempunyai peran di setiap zamannya. Walau bagaimanapun juga sastra baik-baik saja, dengan atau tanpa adanya revolusi. Sastra jauh lebih dulu ada sebelum revolusi industri, lagipula Satra tidak diteropong secara substansial mulai dari revolusi 1.0, 2.0, 3.0, hingga 4.0. Pada era revolusi saat ini, yakni revolusi industri 4.0 yang sedang dan akan kita masuki saat ini, sastra masuk dalam bingkai teropongan arus perubahan. Hal ini ditenggarai oleh munculnya “informasi” sebagai target revolusinya – tentu saja tanpa harus meninggalkan produksi barang dan jasa dalam jumlah massif. Bang Ben, juga menambahkan bahwa ke depan sastra tidak cukup sekadar menjalankan “program kerja” kolaborasi dan alih wahana. Sastra butuh peran aktif keluarga (orang tua) guna sintas memastikan generasi hari ini dan masa depan tidak menjadi ceruk lebar-tanpa dasar-tanpa saringan di atasnya yang dengan mudah didepak oleh artificial inteligence.

Seketika penyampaian materi selesai dipaparkan oleh bang Ben, para peserta diskusi begitu antusias memberikan pertanyaan, kritik, dan saran memberikan mengenai tulisan yang disampaikan olehnya. Kritik dan saran yang disampaikan oleh peserta diskusi ini, berkenaan dengan hal-hal yang substansial atau secara teknis. Namun di balik dari kritikan dan saran yang diluncurkan kepada pemateri. Apresiasi yang begitu besar juga datang dari para peserta diskusi. Hal ini disebabkan para peserta diskusi mendapatkan ilmu dan informasi baru mengenai perjalanan revolusi industri-sastra, sebagaimana diketahui bahwa para peserta diskusi tidak seluruhnya mempunyai latar belakang keilmuan sastra, melainkan mereka berasal dari keilmuan lainnya. Pada akhir kegiatan diskusi, para peserta menyampaikan bahwa kegiatan diskusi semacam ini, hendaknya selalu dilestarikan keberlangsungannya dikarenakan kegiatan semacam ini sangat jarang dan begitu penting bagi para generasi muda untuk memperoleh pengetahuan mengenai sastra ataupun keilmuan lainnya.

 

Sumber: https://yazirkidum09101991.blogspot.com/2019/01/diskusi-revolusi-industri-sastra.html

Comments (0)
Add Comment