Riset Mengasyikkan yang Membawa Saya ke Mana-mana

Ini adalah bagian tulisan yang sudah lama sekali ingin saya bagikan. Selain menjawab keingintahuan sebagian rekan tentang apa yang saya lakukan sebulan di Eropa, juga tentang pengalaman seru bertemu para responden terkait riset residensi-berjalan ini.

***

Pukul 11 siang saya pamit dari Silence Apartment dan Diana (atau Ethile?) telah mempersiapkan taksi yang akan membawa kami ke stasiun kereta jurusan Ljubljana.

Di dalam kereta, saya memilih tempat duduk dalam ruang tertutup yang terbuat dari kaca. Di sana, sudah duduk seorang pemuda yang tekun membaca buku dengan earphone di telinga. Saya mengambil tempat duduk di seberangnya.

“Benn, better you disturb the guy,” bisik Ethile seraya melirik pemuda itu.

Saya sedang memikirkan “bisikan syetan” itu. Saya paham maksud Ethile, saya sebaiknya memanfaatkan kesempatan itu untuk riset saya.

“Bukankah kamu tahu kalau kita ‘klik’ karena sama-sama suka sastra?” Ethile makin menjadi-jadi. Ia mengangkat koper saya dan menaruhnya di atas.

Saya mengerutkan kening.

“Dia sedang membaca Halfdolf Wolfgang lho,” Ethile masih merayu.

“Siapa dia?” Saya ingin tahu juga akhirnya.

“Wolfgang yang ini adalah penulis genre fantasi yang sedang happening di Austria-Jerman-Polandia.”

Belum sempat saya menjawab, Ethile menepuk pundak pemuda di seberang meja kemudian mengarahkan telunjuknya pada saya, seakan-akan saya memiliki keperluan dengannya … dan itu urgen!—Damn, Ethile!

Pemuda di hadapan saya menutup buku dan melepaskan earphone-nya dan memandang ke arah saya dengan senyum manisnya, “What?”

Saya bingung mau bicara apa.

“What can I help?”

Lalu saya pun mengutarakan maksud saya. Done! Ethile benar!

Hari itu, dalam perjalanan ke Ljubljana, saya mendapatkan responden ke-8 dari 50 yang saya targetkan.

***

Namanya Daniel. 24 tahun. Lahir di Hyline dan kuliah di jurusan Biologi University of Salzburg.

Saya mulai masuk dari bahan bacaanya. Daniel penyuka genre fantasi tapi tidak terlalu menyukai buku yang dilabel sastra. Kami bicara lintas-topik. Pada orang yang baru dikenalnya, dapat dikatakan Daniel sangat ramah.

Dia menyarankan saya untuk ke Danau Blake. “Visit Slovenia without enjoying Bled is useless, you know,” katanya sebelum meminta saya mengirimkan sebuah pdf buku saya yang ditulis (baca: diterjemahkan) dalam bahasa Inggris.

Daniel bepergian sendiri ke Bled untuk menyusul seorang gadis yang sedang ia taksir. “I am sure that she’ll be mine these two days!” katanya lalu tertawa.

“I pray, Daniel.”

“No, Benn. Don’t worry me. I will fight myself.”

Lalu kami tertawa lagi.

***

Dalam residensi lintas-negara kali ini, ide yang saya jual pada sponsor adalah meneliti bagaimana persepsi visual Barat (baca: Eropa) pada kata (teks) yang berbunyi: Pemandangan. Mudah sekali?! Ya gak papa. Tapi tentu bukan itu semata yang saya “jual”. Ah, keliling Eropa sebulan, duit dari mana eui!😂

Saya ingat, ketika masih duduk di bangku SD, sebagian besar isi buku gambar saya dan kawan-kawan adalah skets dua buah gunung yang dibelah oleh jalan, kiri-kanan menghampar sawah, awan dan burung-burung berarak di langit dengan sebuah matahari yang dikelilingi garis jarum sebagai representasi hari yang cerah. Ini sendiri terjadi karena pelajaran menggambar dengan tema Pemandangan. Dan ternyata, hingga dewasa pun, sebagian besar juga masih menggambar pemandangan dengan komposisi yang sama. Ach!

Maka, saya penasaran bagaimana—orang dewasa—Barat memvisualisasikan kata Pemandangan di atas buku gambar. Dan … sodara-sodara, hasilnya nyaris sama. Daniel hanya satu dari 10 orang yang menggambar dengan persepsi yang nyaris sama. Bedanya: mereka menggambar banyak gunung yang dibelah sebuah sungai besar, bukan sebuah jalan raya sebagaimana yang sering kita gambar. Hamparan sawah mereka ganti dengan perkebunan cemara. Selebihnya—matahari, awan, beburung, dll. sama saja!

Lalu untuk apa saya melakukannya. Nantikan saja karya pascaresidensi yang akan berakhir di Portugal ini.

***

Kami tiba di Ljubljana tepat waktu, sekitar pukul dua siang. Daniel pamit dan berharap saya juga akan ke Bled dan bertemu di sana. Ia meninggalkan kontaknya di kertas gambarnya. “WhatsApp me when you are free,” ujarnya ramah sambil berlalu.

Dan sampai hari ini saya belum mengirimnya pesan WhatsAppp padanya.***

Ajka, 20 April 2019
Pukul 1.30 dini hari.

Comments (0)
Add Comment