Apa yang Dimaksud dengan Sekolah Ideal? (Tugas BWC #3)

Apa itu sekolah ideal? dan seperti apa sih sekolah yang ideal bagi anak?

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, termasuk pendidikan. Sebagai orangtua, memilih sekolah yang ideal bagi anak adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Sayangnya, banyak orangtua yang belum mengetahui kriteria sekolah yang ideal bagi anak itu seperti apa. Sehingga banyak orangtua yang akhirnya bertanya dan mencari tahu tentang “apa yang dimaksud dengan sekolah ideal?”. Secara umum, sekolah ideal adalah sekolah yang mampu membuat anak antusias dan senang hati untuk bersekolah. Dalam hal ini, selain tersedianya fasilitas yang memadai di sekolah tentu juga ditunjukkan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Tujuannya agar program pendidikan yang ditawarkan di sekolah adalah sesuai usia dan ramah anak.

Sebagai orangtua tentu berharap sekolah yang dipilih adalah tempat dimana anak mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, tentunya orangtua juga berharap kelak anak-anaknya akan menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Pengalaman belajar yang menyenangkan dengan iklim sekolah yang penuh kenyamanan tentu menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter anak kedepannya. Dimana anak tidak merasa tertekan dengan beban atau tugas-tugas di sekolah. Sehingga anak merasa aman dan nyaman untuk terus belajar percaya diri mengembangkan potensinya secara optimal.

Lantas, muncul pertanyaan selanjutnya “adakah sekolah yang ideal itu?” atau “apakah sekolah yang dipilih orangtua sudah menjadi tempat anak berkembang secara optimal?” Menjawab kegelisahan orangtua atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Yayasan Inspirasi Pembelajar sebagai lembaga yang peduli perkembangan anak akhirnya memutuskan untuk menyediakan layanan peduli pendidikan anak. Yayasan Inspirasi Pembelajar hadir sebagai pilihan sekolah yang ideal bagi anak guna mencetak generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tapi juga berkarakter. Sebuah lembaga pendidikan dengan fasilitas yang memadai dan metode pembelajaran yang menyenangkan sesuai tahapan perkembangan usia anak.

Yayasan Inspirasi Pembelajar merupakan organisasi nonprofit yang didirikan pada tahun 2014 di kota Bukittinggi oleh Yosi Molina, Mpsi, Psikolog dan Achmad Rajab Afandi, pasangan suami istri yang memiliki komitmen untuk mencetak generasi yang berkarakter. Yosi Molina adalah seorang psikolog anak yang juga seorang dosen Psikologi di Universitas Negeri Padang yang kerap diundang oleh berbagai institusi peduli pendidikan untuk berbicara mengenai pendidikan yang patut dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Sedangkan Achmad Rajab Afandi adalah tokoh peduli pendidikan yang antusias mendirikan sekolah yang ideal bagi anak.

Hal yang dilakukan oleh Yayasan Inspirasi Pembelajar adalah menawarkan sebuah model pendidikan berbasis karakter, yakni Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) yang diadopsi dari Yayasan Indonesia Heritage Foundation (IHF). Model PHBK adalah sebuah filosofi pendidikan yang percaya bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan berbagai jenis kecerdasannya. Model ini juga memperhatikan kesesuaian usia dengan tugas perkembangan anak, menumbuhkembangkan rasa ingin tahu anak, pembelajaran pratik nyata dan ramah anak, serta komunikasi efektif dengan anak. Sehingga setiap anak nyaman untuk belajar dan merasa special dengan kecerdasannya masing-masing.

Sembilan pilar karakter yang diintegrasikan dalam metode pembelajaran model PHBK antara lain (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian; (3) Kejujuran/Amanah dan Diplomasi; (4) Hormat dan Santun; (5) Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama; (6) Percaya Diri, Kreatif, dan Pekerja keras; (7) Kepemimpinan dan Keadilan; (8) Baik dan Rendah Hati; dan (9) Toleransi, Kedamaian, dan Persatuan. Kesembilan pilar karakter tersebut diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik dengan menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Melalui metode ini, anak diajak berpikir dan berdiskusi tentang mengapa seseorang harus berbuat baik. Sehingga anak menjadi terbiasa untuk berbuat baik, baik di sekolah maupun di rumah. Oleh sebab itu, keterlibatan aktif orangtua menjadi syarat mutlak dalam metode ini.

Selain itu, delapan sentra pembelajaran yang ditawarkan dalam metode pembelajaran model PHBK antara lain (1) Imajinasi; (2) Rancang Bangun; (3) Seni dan Kreasi; (4) Eksplorasi; (5) Persiapan; (6) Komputer; (7) Berkebun, Beternak, dan Memasak; dan (8) Ibadah. Kedelapan sentra pembelajaran tersebut diajarkan secara menyenangkan dengan menggunakan metode praktik nyata. Melalui metode ini, anak diajak merasakan langsung pengalaman-pengalaman menjalani berbagai macam profesi. Sehingga anak menjadi terbiasa untuk berpikir kreatif dan memiliki cita-cita. Tujuannya, anak menjadi percaya diri mengungkapkan identitas dirinya.

Berdasarkan model PHBK yang ditawarkan oleh IHF tersebut, akhirnya pada tahun 2016 Yayasan Inspirasi Pembelajar mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Inspirasi Semut Semut dan Sekolah Dasar (SD) Lebah Pembelajar pada tahun 2018. Kedua lembaga pendidikan ini sama-sama bertujuan untuk menyediakan sekolah ideal bagi anak guna mencetak generasi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter. Selain itu, kedua lembaga pendidikan ini juga terintegrasi langsung dengan Klinik Psikologi Terpadu Inspirasi Consulting yang juga berada di bawah naungan Yayasan Inspirasi Pembelajar. Sehingga memudahkan orangtua untuk berkonsultasi langsung dengan psikolog anak terkait metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan anak berdasarkan tahapan usia perkembangannya.

Bagaimanapun, memahami tahapan perkembangan anak dapat memberi pengetahuan kepada orangtua tentang aktivitas, materi, pengalaman, dan interaksi sosial apa saja yang sesuai, menarik, aman, mendidik, dan menantang bagi anak. Tujuannya agar pihak sekolah dan orangtua memiliki keseragaman dalam penerapan metode pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah. Sikap kooperatif ini juga bertujuan agar pihak sekolah dan orangtua benar-benar bekerja sama dalam pembentukan karakter pada anak kedepannya. Oleh sebab itu, Yayasan Inspirasi Pembelajar benar-benar berkomitmen untuk menjalankan program pendidikan yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak. Sehingga aktivitas belajar di sekolah menjadi lebih terarah dan menyenangkan bagi anak-anak.

Dampaknya, liburan menjadi waktu yang merepotkan bagi orangtua untuk memberi pengertian bahwa sekolah sedang libur/diliburkan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Yayasan Inspirasi Pembelajar, Yosi Molina, Mpsi, Psikolog., bahwa tiap kali liburan pihak sekolah seringkali menerima banyaknya orangtua yang melaporkan anak-anaknya yang ingin tetap bersekolah karena anak-anak merindukan sekolahnya serta aktivitas belajar di sekolah. Ya, sekolah ideal adalah sekolah yang mampu membuat anak antusias dan senang hati untuk bersekolah, bukan?

Comments (0)
Add Comment