Perjuangan dan pengorbanan orangtua

Siang hari ketika aku pergi ke warung untuk membeli kebutuhan setiap hari, seperti beras, minyak dan sebagainya.
Kemudian aku melihat seorang kakek yang mendorong gerobak yang berisi barang bekas semua. Dan kaket itu nampaknya sangat kelelahan dan sangat letih karna berjemur di tengah terik matahari yang begitu panas demi hanya mendapatkan sesuap nasi. Dan banyaknya keringat yang bercucuran di muka kakek itu. Aku sangat sedih melihat akan kakek itu. Dan aku langsung teringat dengan ayah ku, karena saat ini ayah ku masih di perantauan yang bekerja di Jakarta hampir 2 tahun sebagai seorang Manager di Kedai Pak Ciman Bintaro untuk membantu keuangan dan segala kebutuhan keluargaku. Lagi-lagi demi kuliah ku, semakin kesini semakin aku sadari bahwa perjuangan ayah dan ibu ku untuk pendidikan ku sangatlah besar.
Sungguh sangat besar pengorbanan ayah ku, dia rela berkorban banting tulang demi membiayai kuliah ku, karena untuk memasuki dunia kampus membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sejak aku kuliah aku jarang sekali merasakan kebersamaan akan kasih sayang kedua orang tua ku.Tapi aku yakin pasti suatu saat kita akan berkumpul bersama-sama lagi. Karena saat ini aku sedang kuliah di semester 3. Untuk mencapai semester 3 di Kota Lubuk Linggau lagi-lagi memang butuh perjuangan besar terutama perjuangan keras dari ayah dan ibu ku.
Semakin aku tumbuh dewasa, aku mulai menyadari bahwa waktu bersama ibu dan ayah ku semakin sedikit. Kini aku melangkah lebih jauh meninggalkan ibu dan adik ku. Disini aku mengontrak di sekitaran kampus, sementara ibu dan adik ku tinggal di rumah dusun yang beralamat kan Desa Karta Dewa. Aku juga jarang bertemu dengan ayah ku, aku bisa bertemu hanya 2 bulan sekali, karena ayah ku sibuk bekerja, demi mengsukseskan kedua anaknya, serta membahagiakan ibuku. Aku selalu meluangkan waktu ku untuk menghubungi ayah ku melalui telepon. Aku menanyakan kabar ayah ku, begitu juga sebaliknya ayah ku juga selalu menanyakan bagaimana keadaan ku, bagaimana kesehatan ku, apakah aku sudah makan, bagaimana dengan kuliah ku, apakah uang ku sudah habis, dan sebagainya. Aku merasa ayah ku menjadi lebih giat dan lebih bekerja keras sekeras-kerasnya demi kuliah ku.
Selain itu, Aku juga tidak pernah lupa untuk menghubungi ibu ku melalui telepon, menanyakan bagaimana keadaan ibu dan keluargaku disana, dan membicarakan apa yang sedang terjadi dirumah dan menanyakan apa yang ibu masak setiap hari. Aku tidak bisa duduk bersuka ria di bangku kuliah tanpa perjuangan keras dari ayah dan ibu ku. Dan tidak lupa ibu ku selalu berdoa supaya kelak mejadi orang yang berguna bagi semua orang, dan menjadi anak yang selalu berbakti kepada kedua orangtua, dan agar kesuksesan ku tercapai melalui pendidikan yang lebih tinggi. Harapan ibu ku agar kelak aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak serta mulia, dan bisa mengangkat derajat orang tua dan bisa mengubah nasib keluarga ke arah yang lebih baik.
Dan sekarang aku harus benar-benar berubah menjadi dewasa dan mandiri, karena perjuangan ayah dan ibu ku terlalu besar dan sabar dalam mendidik ku. Sebab itu, Aku ingin membalas perjuangan orang tua ku dengan membahagiakan kedua orang tuaku, Semoga allah memberi kesehatan selalu kepada ayah dan ibu ku, serta kemuliaan dan panjang umur untuk ayah dan ibu ku, dan semoga allah mengganti segala jerih payah perjuangan ayah dan ibuku dengan meghadiah kan surga di akhirat nanti. Aminn
Aku sangat berterimakasih kepada ayah dan ibu ku, karena sudah begitu banyak pengorbanan yang mereka berikan terhadap ku, sedari aku masih bayi hingga aku menjadi dewasa seperti sekarang. Aku sangat bersyukur sekali mempunyai kedua orang tua seperti ayah dan ibu ku.

Terimakasih telah membaca cerita ku ini.
Aprindah lahir di Kayu Agung, 9 April 2001. Hobi saya menulis dan membaca. Dan saya bercita-cita ingin mejadi guru yang profesional. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan S1 di sekolah tinggi di(STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU).
<img src=”https://www.bennyinstitute.com/wp-content/uploads/2020/09/IMG_20200924_105319-1-300×153.jpg” alt=”” width=”300″ height=”153″ class=”alignnone size-medium wp-image-24701″

Comments (0)
Add Comment