education.art.culture.book&media

INI EGOKU! BUKAN SALAHMU!

Karya: Andre Maulana

 

Merasi adalah salah satu wilayah transmigran orang pulau Jawa di Sumatra, di zaman dulu. Bagas menjadi salah satu penghuni di salah satu desa tempat tersebut, ia dikenal sebagai pemuda yang baik nan pendiam. Belakangan ini, pemuda yang mempunyai warna kulit sawo matang ini sedikit berbeda, tingkahnya seakan tak jelas, kadang seperti orang ling-lung, dan bahkan raut mukanya pun tak ada cerah-cerahnya. Sepertinya ada yang hilang di kehidupannya.

Setiap malam, Bagas selalu duduk di kursi, di bawah Pohon Mangga, di depan rumahnya. Ia selalu membawa dua helai kertas lusuh berwarna putih susu yang terbungkus di dalam sebuah amplop. Matanya selalu nanar bahkan terkadang berkaca-kaca setiap memandangi kertas tersebut.

“Aku rindu! Sangat rindu! Aku menyesal, Wa! Aku jauh lebih mementingkan egoku daripada perasaanmu! Maaf, Wa!” suara lirih itu kembali terucap dari mulut pemuda yang berzodiak Gemini, sambil beruraian air mata.

“Kau masih ingat kan, Wa?! Tempat ini, di bawah pohon ini, kita selalu bermain bersama. Kau masih ingat kan, Wa?! Bahkan sampai matahari sudah tepat di atas kepala kita pun, kadang kita tak sadar. Kau masih ingat kan, Wa?!” kini Bagas memandangi foto gadis yang kerap ia panggil Sawa.

“Wa, hampir sebulan aku sudah seperti orang gila! Kenapa kau selalu muncul di pikiranku setiap saat. Apakah kau tak letih?! Wa, maafkan aku! Aku masih ingin kita bersama. Tapi … kau di mana Wa? Kau di mana sekarang?” suara Bagas bahkan terdengar lebih berat dari sebelumnya. Papan kursi kayu yang sedari tadi ia pegang, mulai retak, bahkan nyaris patah.

Comments
Loading...