Small Class for Big Narratives
Kelas kecil di Sekretariat NU Belanda di Den Haag sore ini (27-5-2025) menjelma menjadi diskusi menarik tentang narasi ketika Benny Arnas memaparkan bagaimana bagaimana karya sastra menjadi cermin jernih bagi realitas.
Penulis prolifik asal Lubuklinggau itu juga memaparkan formula dan contoh kasus, baik karya cerita ataupun realitas, tentang bagaimana sebuah siklus bekerja dengan sangat persisten hadir, bukan hanya dalam karya naratif, tapi kehidupan itu sendiri.
Caglayan, mahasiswa Belanda-Turki itu langsung nyeletuk, “Can it be used for speeches?” ketika sesi diskusi baru saja dibuka, atau Hamzah, mahasiswa Somalia itu aktif menebak distraksi apa yang terjadi pada kehidupan karakter pada babak ketiga usai penayangan film pendek.
Kelas yang berlangsung dalam bahasa Inggris ini diakhiri dengan makan sore bersama. Namun, sebenarnya kelas tidak benar-benar berakhir, sebab forum baru dengan aneka narasi pun berlangsung makin seru.
Bukanlah kelas yang baik adalah kelas yang melentingkan gairah dalam berkreasi dan berdiskusi setelah ia ditutup. Tak terkecuali kelas hari ini.