education.art.culture.book&media

EGO MEREKA, AKU YANG TANGGUNG

Karya: Dwi Onistia

 

Lyly seorang remaja yang hidupnya mulai berantakan karena ego orangtuanya yang tinggi dan kurangnya komunikasi hingga membuat masalah ini berdatangan terus menerus, kerana pada dasarnya komunikasi adalah kunci jalan keluarnya masalah.

Pada malam hari itu, Lyly tidak sengaja mendengar suara keributan dari kamar orangtuanya, ayah dan ibunya bertengkar hebat, tidak ada yang mau mengalah, mereka tetap bertahan dengan ego tinggi mereka. Lyly yang melihat itu menangis dan ia mulai bertanya, mengapa orang tuanya bertengkar hebat? Apakah ada masalah yang besar? Kenapa tidak ada yang mau mengalah. Pikiran Lyly kacau sepanjang malam. Ia terus menangis dan tidak bisa tidur. Remaja cantik ini berharap besok pagi orangtuanya sudah tak lagi bertengkar.

Pukul 07.00 WIB, pagi hari ini sangat cerah, Lyly keluar kamar dan melihat ibunya lagi masak, ia berharap akan baik-baik saja. Setelah itu mereka sarapan bersama tapi hanya ada keheningan saat di meja makan, Lyly yang paham dengan suasana ini hanya ingin menjadi jambatan untuk orangtuanya agar bisa berbicara satu sama lain. Ia pun memulainya dengan hal-hal yang lucu tapi sama sekali tak berefek, mereka hanya senyum tipis.

Malam hari ini, Lyly berinisiatif mengajak orangtuanya makan malam bersama di luar. Ia berharap mungkin saja dengan makan bersama akan membuat orangtuanya seperti dulu lagi, tapi sayang ayah Lyly menolak dengan alasan ia ada kerjaan dan belum pulang dari kantornya. Lyly tau itu hanya alasan semata, ayahnya untuk menghindar ini. Lyly sungguh tidak mengerti apa yang terjadi sekarang dengan orangtuanya bukankah dulu mereka tidak pernah seperti ini tapi sekarang mereka bahkan tidak pernah lagi saling sapa dalam satu rumah.

Sudah 2 minggu berlalu dari kejadian sebelumnya, Lyly masih belum bisa menyatukan orangtuanya kembali. Segala cara ia lakukan, tapi nihil. Orangtuanya tetap saja tidak mau berkomunikasi dengan baik. Setiap malam selalu saja ia mendengar suara tangisan ibunya, lalu suara bentakan ayahnya. Dan semua itu masih terus menghiasi malamnya. Tidak ada ketenangan lagi dalam hidupnya. Lyly bahkan sudah lelah tapi demi kebahagiaan mereka Lyly siap apapun yang terjadi apalagi kalau mereka akan berpisah ,Lyly sedih apa bila itu terjadi hidupnya akan menjadi berantakan dan kusam karena bagi Lyly mereka adalah cahaya penerang hidup Lyly .

Satu bulan telah berlalu, hal yang paling Lyly takutkan kini menjadi kenyataan. Orangtuanya resmi berpisah. Lyly sangat hancur. Ia menangis semalaman. Ia gagal menjadi jembatan untuk orangtuanya dan keinginannya untuk bersama harus hilang.

Beberapa minggu setelah orangtuanya resmi berpisah, ayah Lyly memutuskan untuk pindah rumah dan tidak tinggal bersama lagi. Rumah yang Lyly tempati menjadi sangat sepi dan sunyi. Tidak ada lagi cahaya yang masuk, sama seperti hidupnya.

 

Dwi Onistia biasa dipanggil Onistia, lahir di kota Lubuklinggau. Ia sangat menyukai warna biru laut karena itu bisa membuatnya tenang. Selain itu,  ia juga sangat menyukai boyband korea yaitu nct dan exo, idol favoritnya yaitu Suho dan Ten Lee.

Comments
Loading...