Nonton Bareng & Workshop Film di Sekolah Alam Insan Mulia: Menumbuhkan Semangat Berkarya Sejak Dini
Lubuklinggau, 20 Januari 2025 —Gelombang semangat sinema pelajar kembali bergulir di awal tahun ini. Melalui kegiatan “Nonton Bareng & Workshop Film”, rangkaian Lubuklinggau Students Short Movie Festival (LSSMF) 2025 resmi dibuka di Sekolah Alam Insan Mulia, Senin (20/1). Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesiana, dan LPDP ini diinisiasi oleh Majelis Lingkaran, sebagai wadah pembelajaran dan inspirasi bagi pelajar untuk mengenal lebih dekat dunia perfilman dan proses kreatif di baliknya.
Lubuklinggau Students Short Movie Festival (LSSMF) adalah festival film pelajar tahunan yang bertujuan mengembangkan kreativitas pelajar melalui film pendek sebagai media ekspresi, edukasi, dan pelestarian nilai budaya lokal. Dengan dukungan berbagai pihak, LSSMF terus menjadi ruang tumbuh bagi sineas muda di wilayah Lubuklinggau dan sekitarnya.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan sambutan disampaikan oleh Sri Rahayu (Ketua Komunitas Majelis Lingkaran) dan Umi Mardalena (Ketua Yayasan Sekolah Alam Insan Mulia), yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan edukatif ini di lingkungan sekolah.
Bagian pertama acara, yaitu Nonton Bareng dan Bedah Film (08.30–10.00), menghadirkan dua karya pelajar Lubuklinggau: Mask oleh SMKN 3 Lubuklinggau dan Egois oleh Indie Production.
Bedah film ini dipandu oleh tiga narasumber profesional:
🎬 Richo Sanjaya – Aktor sekaligus mentor public speaking,
🎥 Rifqi Helen Saputra – Unit Produksi,
🎨 Winarto – Penata artistik.
Melalui sesi ini, para peserta tidak hanya menonton film, tetapi juga belajar bagaimana sebuah karya sinema bisa menyampaikan pesan sosial, membangun karakter, dan menggugah emosi penonton.
Setelah rehat sejenak, kegiatan berlanjut dengan Workshop Film (10.15–11.30) yang menghadirkan dua pembicara utama:
📸 Faruq Yofian Saputra, sinematografer dan editor yang berbagi tentang teknik pengambilan gambar serta pentingnya ritme dalam penyuntingan film,
✍️ Juli Yandika, penulis dan pegiat perfilman, yang mengajak peserta memahami dasar-dasar menulis naskah dan membangun ide cerita dari pengalaman sehari-hari.
Sesi interaktif tanya jawab (11.30–12.00) berlangsung antusias. Para siswa tidak hanya bertanya tentang teknis produksi, tetapi juga menggali motivasi dan pengalaman pribadi para narasumber dalam berkarya di dunia film.
Acara kemudian ditutup dengan foto bersama dan makan siang sebagai bentuk kebersamaan dan apresiasi atas semangat belajar para peserta.
Menurut Sri Rahayu, kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan berekspresi pelajar melalui media film.
“Kami ingin sekolah menjadi tempat lahirnya ide-ide kreatif. Film bukan hanya hiburan, tapi juga sarana pendidikan dan refleksi sosial yang sangat kuat,” ujarnya.
Kegiatan Nonton Bareng & Workshop Film di Sekolah Alam Insan Mulia ini menjadi pembuka rangkaian LSSMF 2025, yang akan terus berlanjut ke berbagai lokasi di wilayah Lubuklinggau, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara. Harapannya, kegiatan ini mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya menonton, tetapi juga menciptakan karya yang bermakna.