CITA-CITA (DESI RATU ERLY SOFI) (BENNYINSTITUTE WRITING CLASS #2)
Tugas utama manusia ialah menjadi orang baik. Baik dalam bersikap, baik dalam berututur kata serta baik dalam setiap sendi kehidupan. Karna kebaikan jualah yang menuntun manusia kejalan yang Allah SWT Ridhoi. Salah satunya pilihan dalam cita-cita.
Manusia dilahirkan kebumi ini dengan membawa misi kebaikan yang teraplikasikan lewat cita-cita demi melahirkan peradaban baru yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan. Cita-cita lahir dari keinginan yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang diwujudkan lewat usaha keras serta doa. Namun tak dipungkiri bahwasanya tidak semua cita-cita dapat terwujud ataupun sebaliknya Allah SWT merencanakan hal yang lebih indah dari rencana manusia. Jika sudah pada titik ini tugas manusia hanyalah berbuat baik dan berprasangka baik.
Bicara soal cita-cita banyak cara untuk dapat mewujudkannya. Beberapa media cetak, media sosial atau media massa seringkali menjelaskan bagimana seseorang dapat mencapai cita-citanya. Mulai dari belajar dengan giat, ikut kursus ini dan itu, praktek ini dan itu serta semua hal yang katanya dapat mendukung dalam mengejar cita-cita. Tidak menutup kemungkinan sebagian cara ini tidak dapat di apliklasikan. Kenapa? Saya menilai ini adalah bagian dari proses diri masing-masing, memulainya dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu yang indah dan sisanya tangan Tuhan yang akan berkerja.
Sama halnya denganku, aku memulai cita-citaku ingin menjadi guru. Dimulai sekolah di Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas, semua masih berjalan dengan semestinya. Cita-cita itu masih tersimpan rapi, namun ketika melanjutkan pada Perguruan Tinggi sedikit masalah bagiku. Dimana aku yang menginginkan melanjutkan ke Perguruan Tinggi jurusan guru bahasa inggris namun berbanding terbalik dengan ayahku yang ingin aku melanjutkan kebidang ekonomi. Sedikit bekal bahasa inggris yang aku dapat dari kursus di Wahid 03 membuatku yakin aku mampu melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan jurusan yang sama. Namun restu Allah SWT atas restunya orang tua. Sejak saat itu aku melupakan cita-citaku menjadi seorang guru. Tidak hanya melupakan cita-cita, akupun juga tak mau kembali bercita-cita. hari berganti hari, rupanya Allah SWT mewujudkan cita-cita itu lewat jalan yang tak disangka-sangka. Satu minggu sebelum hari kebahagianku menyandang status Sarjana Ekonomi, aku mendapat panggilan untuk mengikuti tes selesksi menjadi guru di Wahid 21. Sekali tiga uang, setelah tiga hari lepas Wisuda, aku mendapat panggilan mengajar dengan masa uji coba dua minggu. Dan Alhamdulillah semenjak hari itu, aku telah memasuki bulan ketiga mengajar di Wahid 21.
Pada akhirnya manusia hanya dapat berencana, sisanya tangan Tuhan lah yang mengatur. Apapun cita-cita yang kita ingin wujdukan teruslah berusaha dan pantang menyerah. Karna Allah SWT tidak memberikan sesuatu pada waktu yang kita inginkan melainkan indah pada waktunya. Apapun hasilnya, nikmati saja prosesnya karna usaha tak akan mengkhianati hasil. Semua cita-cita yang kita pilih adalah pemenangnya dari sekian banyak pilihan dan yang pasti itu adalah yang terbaik. Cita-cita yang di pilih tidak ada yang buruk, hanya saja semua diukur dari sejauh mana kita menekuninya. Sesungguhnya suksesnya cita-cita kita hanya kita yang mampu menilainya, karna sukses adalah cerminan rasa syukur yang sesungguhnya. Yakin dan percaya itu semua hanya demi mengharap Ridho-Nya. Amiiin….