education.art.culture.book&media

PENTINGNYA MENANAMKAN LITERASI SEJAK DINI (Esai Lingkaran Kopdar #17)

Oleh: DESI RATU ERLY SOFI

 

ABSTRAK

Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Jenis-jenis literasi menurut World Economic Forum yaitu: literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi financial, literasi digital dan literasi budaya dan kewarganegaraan. Pihak-pihak yang terlibat dalam literasi, yaitu: keluaraga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Kenapa literasi penting ditanamkan sejak dini? Apa dampaknya jika memilki literasi rendah? Diharpakan pembahasan ini akan memberikan gambaran yang dijadikan sebagai pedoman untuk penerapan literasi.

Kata kunci: literasi

 

  1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan peringkat literasi matematika, membaca, dan sains terendah didunia menurut hasil tes Programme for International Student Assessement (PISA) 2012. Hal ini terjadi disebabkan oleh banyak faktor  yang mempengaruhinya, mulai di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat bahkan kebijakan pemerintah yang kurang pengawasan. Literasi tidak bisa tumbuh dan berkembang didunia anak-anak, karna anak-anak tidak dikenalkan dengan dunia literasi sejak dini, mereka lebih mengenal gadget daripada buku, permainan tradisional, kegiatan numerasi, ataupun pengenalan tentang sains dan semua hal yang berkaitan dengan budaya literasi. Orangtua mereka mengenalkan mereka pada gadget dengan dalih agar anak-anak mereka bisa bermain dirumah dengan aman. Gadget yang digunakan oleh anak-anak pada umumnya untuk bermain game online. Game online yang dimainkan anak-anakpun luput dari pengawasan orangtua. Orangtua tidak mampu memilihkan game yang aman dimainkan anak-anak. Setelah melewati fase dilingkungan keluarga, anak-anak akan masuk fase berikutnya dilingkungan sekolah. Anak-anak yang terbiasa dengan gadgetnya cenderung kurang bersimpati dengan dunia sekolah kemudian pada fase lingkungan masyarkatpun hal yang sama dilakukan anak-anak. Anak-anak yang berkumpul dan bermain bersama lebih banyak memainkan game online dari pada memainkan permainan tradisional, seperti petak umpet, congklak, lompat tali dan jenis permainan tradisional lainnya. Bahkan yang lebih menyedihkan orangtua mereka mempercayakan anak-anaknya memiliki gadget.

Hal ini merupakan contoh kecil dari banyaknya penyebab tidak bertumbuhkembangnya literasi didunia anak-anak. Banyak jenis hiburan dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak. Literasi merupakan hal langkah didunia anak-anak. Hanya segelintir anak-anak yang menyukai membaca buku, menulis, berhitung, bergaul dan bermain permainan tradisional serta menyukai dunia sains dan budaya literasi lainnya. Literasi harus mulai dilingkungan keluarga, karna kehidupan bermasyarakat itu bermula dari keluarga. Sehingga semua hal dimulai dari keluarga kemudian barulah lingkungan sekolah dan masyarakat.

Mengapa literasi penting ditanamkan Sejak dini? Bagaimana cara menanamkan literasi kepada anak-anak?

  1. PEMBAHASAN
  2. Literasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) literasi adalah kemampuan menulis dan membaca serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan menurut The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.

 

Jenis-jenis Literasi

Ada enam literasi dasar  yang disepakati oleh World Economic Forum pada tahun 2015, yakni:

  1. Literasi baca tulis

Adalah kemampuan untuk memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat, dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri serta menuangkan gagasan dan ide kedalam tulisan dengan susunan yang baik untuk berpartisipasi dilingkungan sosial.

  1. Literasi Numerasi

Adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-sehari dan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, table, bagan, dsb) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksikan dan mengambil keputusan.

  1. Literasi Sains

Adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.

  1. Literasi Finansial

Adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisispasi dalam lingkungan masyarakat.

  1. Literasi Digital

Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Bawden (2001) menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi komputer dan literasi informasi.

  1. Literasi Budaya dan Kewargaan

Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warganegara. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.

Tujuan Literasi

  1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.
  2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.
  3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.
  4. Membantu menumbuhkan da nmengembangkan budipekerti yang baik didalam diri seseorang.
  5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.
  6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi ditengah-tengah masyarakat secara luas.
  7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.

 

Manfaat Literasi

  1. Menambah perbendaharaan kata (kosakata) seseorang.
  2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.
  3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.
  4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
  5. Kemampuan memahami makna suatu informasi akan semakin meningkat.
  6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
  7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
  8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.
  9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkaikata yang bermakna dan menulis.

 

Dampak Literasi Rendah

Menurut laporan UNESCO yang berjudul “The Social and Economic Impact of Literacy” yang dirilis pada tahun 2010, tingkat literasi rendah menyebabkan kehilangan atau penurunan produktivitas, tingginya beban biaya kesehatan, kehilangan proses pendidikan baik ditingkat individu maupun pada tingkat sosial dan terbatasnya hak advokasi akibat rendahnya partisipasi sosial dan politik.

Dampak yang muncul pada dunia kesehatan yakni kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebersihan dan gizi makanan, prilaku seksual, dan kebersihan lingkungan. Akibatnya tingginya angka gizi buruk, kehamilan dan aborsi serta kelahiran dan kematian.

Literasi rendah juga berdampak pada angka putus sekolah dan pengangguran yang tinggi. Orang tua yang tidak memilki kecakapan sulit mendidik anak-anaknya untuk sekolah. Selain itu, faktor ekonomi yang ketergantungan pada keluarga, kerabat ataupun negara  yang membuat para orang tua sulit untuk menjadi mandiri. Ekonomi yang minim juga menyebabkan angka kriminalitas meningkat, penyalahgunaan narkoba dan alhokohol terus meningkat. Pada akhirnya kemiskinan dan kesenjangan adalah dampak terburuk dari literasi rendah.

Selain kesehatan, pendidikan dan juga ekonomi, literasi rendah juga berdampak pada semua lini kehidupan masyarakat termasuk sosial dan politik. Masyarakat tidak memiliki kecakapan dan tidak mampu berpartisipasi dalam social dan politik.

  1. Langkah-langkah Menanamkan Literasi

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan budaya literasi sejak dini. Dalam hal ini semua kalangan berperan penting. Keluarga, sekolah dan masyarakat serta pemerintah.

  1. Keluarga
  2. Anak-anak harus didekatkan dengan buku sejak dini. Orang tua yang paling berperan dalam hal ini. Orang tua bias melakukan banyak cara seperti menyediakan perpustakaan kecil dirumah atau paling tidak disetiap sudut rumah yang memungkinkan diletakkan buku. Sehingga kemanapun anak memandang, ia akan bertemu buku dan mananamkan rasa penasaran akan isi buku tersebut. Selain itu, hal terpenting adalah orang tua tetap melakukan pengawasan terhadap bahan bacaan anak-anak. Buku-buku yang bukan konsumsi anak-anak bisa disingkirkan dari jangkauannya kemudian ketika anak-anak yang belum bisa membaca atau dibawah usia balita. Si orang tua bisa menjadi pemandu bacaan anak, hal ini juga melatih kesabaran orang tua untuk mendidik anak serta menjalin komunikasi antara orang tua dan anak. Selain menyediakan buku dirumah, orang tua juga bisa mengajak anak-anak mengunjungi perpustakaan atau toko buku.
  3. Selain mengenalkan anak-anak untuk membaca buku, kenalkan juga anak-anak dengan menulis. Latihlah mereka dengan menulis hal yang sederhana. seperti meminta mereka menulis apa saja yang mereka ingat kemudian melatih mereka untuk menulis tentang kegiatan sehari-hari. Untuk menstimulasi agar anak suka menulis, orang tua bias menghadiahkan mereka buku tulis dengan bentuk atau warna yang menarik sehingga anak-anak tertatik untuk menulis didalamnya dan berbagai cara lainnya yang menarik minat anak-anak.
  4. Kenalkan juga anak-anak dengan berhitung, dengan menghitung benda-benda apa saja yang ada disekitar mereka. Agar lebih menyenangkan, buatkanlah permainan sederhana yang mampu melatih kemampuan berhitungnya secara tidak langsung. anak-anak lebih tertarik dengan visual, maka orang tua bisa buatkan gambar sederhana mengggunakan kertas warna yang didalamnya memuat angka, gambar buah, gambar hewan dan sebagainya sebagai mendia anak untuk berhitung.
  5. Kenalkan dan ajak anak-anak untuk berkunjung ke perpustakaan, museum dan tempat edukasi lainnya. Ini juga melatih anak-anak untuk mengamati lingkungan sekitar, biarkan anak mengeksplore daya imaginasi agar ia lebih mengenal dengan lingkungan.
  6. Setelah anak dapat memahami, saatnya ank dilatih dengan memeecahkan persoalan. orang tua bisa memberikan hal-hal sederhana untuk dipecahkan anak-anak dengan menanyakannya sesuatu bukan dengan memintanya melakukan sesuatu. MIsalnya tanyakan kepada anak apa yang bisa ia kerjakan ketika mainannya berantakan atau tanyakan apa guna keranjangan mainan ini kalau mainannya berantakan. Banyak hal yang dapat dilatih dengan bertanya dan biarkan anak memecahkan persoalannya sendiri dengan kemampuannya.

Selain cara-cara diatas, ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menanamkan budaya literasi pada anak-anak. Anak-anak yang memilki budaya literasi tinggi akan mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan akan menjadi pribadi yang mandiri.

  1. Sekolah. Untuk menghasilkan anak-anak yang unggul maka dimulai dari guru yang berkualitas. Guru harus memiliki kecakapan budaya literasi yang tinggi, dengan begitu guru akan memaparkan materi dengan kosakata yang kaya. Pada tahun 2015 diterbitkanlah Peraturan Mendikbud Nomor 23 tentang penumbuhan Budi Pekerti. Peraturan ini diterbitkan bukan hanya untuk pengetasan buta aksara, melainkan juga sebagai upaya signifikan perubahan dalam dunia pendidikan. Diharapkan penumbuhan budi pekerti menjadi pembiasan disekolah yang akan menular juga dirumah, seperti pengembangan potensi diri peserta didik melalui “menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran (setiap hari)”. Tidak semua sekolah menjalankan permendikbud ini dengan baik. Maka tugas kepala sekolah agar program ini tetap berjalan. Setiap sekolah memiliki perpustakaan tetapi ada yang berfungsi dan diawasi dan sebaliknya. Kepala sekolah yang berkewajiban mengembalikan fungsi perpustakaan sebagai ruang bacaan melalui perbaikan gedung, penyediaan bahan bacaan, penyediaan trik-trik khusus untuk menarik minat anak-anak untuk membaca sampai pengelola perpustakaan harus kompeten dibidangnya. Pengadaan dan pengembangan minat dan bakat anak-anak melalui ekstrakulikuler. Seperti, klub bahasa, klub sains, klub olahraga dan berbagai klub yang sesuai minat dan bakat anak.
  2. Masyarakat. Adanya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan wadah penting dimasyarakat yang berfungsi untuk mengembangkan literasi. TBM berfungsi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya memiliki budaya literasi tinggi. Selain penyediaan bahan bacaan, TBM juga bisa melakukan serangkaian kegiatan dalam memperkenalkan dan menumbuhkembangkan literasi ke masyarakat. Seperti, pengembangan literasi digital dengan penulisan melalui website, literasi baca tulis dengan pengadaan pelatihan kepenulisan, literasi sains dengan mengadakan lomba ilmiah, dan berbagai jenis kegiatan lainnya.
  1. Pemerintah. Kemiskinan suatu nugara akan menurun apabila literasi meningkat. Hal ini akan dapat diwujudkan jika pemerintah membuat kebijakan-kebijakan untuk mendukung budaya literasi, sebagai berikut:
  1. Melakukan perbaikan kesehatan sebelum peningkatan anggaran pendidikan . Anak-anak cerdas tidak hanya dihasilkan oleh kualitas pendidikan yang baik melainkan juga kualitas kesehatan yang baik pula. Pemerintah harus menjamin kesehatan anak-anak melalui penyediaan makanan tambahan disekolah, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK yang dioptimalkan dimasyarakat untuk melaksanakan pemberian imunisasi melalui Pekan Imunisasi Nasional, juga berbagai pelayanan kesehatan lainnya.
  2. Anggaran pendidikan yang tinggi tanpa didukung kualitas guru yang baik, literasi tetap tidak akan berjalan. Guru harus mampu menguasai materi pembelajaran bukan dengan sistem ceramah melainkan guru dapat mengeksplorasi kemampuan mengajarnya dengan kreatifitas pengembangan potensi anak. Misalnya, guru memberikan soal kasus untuk dipecahkan bersama oleh anak-anak. Peningkatan kualitas guru ini dapat digali memalui pelatihan pengajaran, workshop, seminar dan lainnya.
  3. Perbaikan fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti gedung laboratorium, perpustakaan, mushola sekolah, ruang guru dan kepala sekolah serta fasilitas pendukung lainnya.

Ini adalah beberapa langkah kecil yang dapat dilakukan pemerintah. Pengadaan anggaran pendidikan besar-besaran tanpa tepat sasaran dan pengawasan yang baik, hanya kehampaan. Pendidikan juga tidak hanya bisa diakses oleh anak-anak di ibukota tetapi juga menjangkau daerah-daerah terpecil. Hal ini sesuai dengan kewajiban pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945.

 

  • KESIMPULAN

Literasi menjadi tugas kita bersama dalam menanamkan dan menumbuhkembangkannya. Negara yang literat dengan sendirinya akan mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan. Sehingga negara mereka akan sulit dipengaruhi atau bahkan dikuasai. Semua Negara maju didunia adalah negara yang literat. Untuk itulah pentingnya, untuk Indonesia mendukung budaya literasi secara besar-besaran agar akibat dari literasi rendah bisa kita atasi. Sehingga masyarakat kita mampu bersaing bukan hanya secara nasional tetapi juga global. Dengan begitu, Indonesia akan diperhitungkan dikanca dunia. Mengapa hoaks dan kekecauan yang terjadi akhir-akhir ini semakin marak, diakibatkan oleh minimnya literasi diantara kita. Sehingga kita lebih cepat mencerna masalah dengan emosi melainkan dengan berpikir. Diharapkan dengan adanya kerjasama antara para orang tua, sekolah, masyarakat dan juga pemerintah, kita akan sama-sama menanamkan budaya literasi dan menumbuhkembangkannya.

 

Daftar Pustaka:

  1. Antoro, Billy. 2017. Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Nomor 23 Tahun 2015, Tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
  3. google.com

 

 

*Esai pemantik diskusi di atas kemungkinan besar akan direvisi sesuai bentuk terbaiknya ketika akan dibukukan dalam Bunga Rampai Esai Lingkaran kelak.

Comments
Loading...