education.art.culture.book&media

Berawal dari Game Online

Nama ku Anasari, lahir di Kotapadang Kabupaten Rejang Lebong, Hobby ku bermain game Online. Kebiasaan aku sehari-hari ya bermain game Online lebih tepatnya Game Free Fire. Sehari saja tidak memainkan game rasanya hampa seperti ada yang kurang, itulah aku kecanduan game Free fire.

Aku itu orangnya pendiam, susah bergaul, lebih senang menyendiri, tidak suka keramaian, dan teman ku juga tidak begitu banyak. Saat ini aku menempuh pendidikan tinggi yaitu Di STKIP-PGRI Lubuklinggau, jurusan pendidikan Bahasa Dan Seni, sekarang aku sudah Semester VII. Aku memiliki temen yaitu Intan, Lisa Dan Sunarti mereka teman seperjuangan ku. Dan aku juga memiliki sahabat yaitu Meylisa, Mitha, dan Suliani mereka sahabat waktu Ospek dan sampai sekarang masih akrab.

Awalnya aku tidak begitu menyukai game online, dalam pikiran ku dulu apa itu game online? Buang-buang waktu saja, tapi setelah aku diabaikan oleh pasangan ku waktu itu, aku begitu terpuruk, tidak habis pikir saja, dimana akal sehat pasangan ku waktu itu. Ia lebih mementingkan gamenya dari pada aku, sehingga ia relah memutuskan hubungan hanya demi sebuah game saja.

Dari sana lah aku berpikir kembali apa enakya bermain game online sampai segitu pentingnya sebuah game dari pada aku, waktu itu ia bermain PUBG Mobile, jadi aku berniat untuk bermain game itu juga, tapi berhubung daya simpan Handphone ku tidak memadai ya sudah aku beralih ke game lain yaitu Game Free Fire. Kedua game ini sama saja hanya saja Free Fire 8bit dan PUBG itu HD.

Aku sudah hampir Satu Tahun bermain game Free fire ini, banyak orang-orang baru yang ku temui sudah hampir dari Sabang sampai Merauke sudah ku temui berbagai suku, berbagai ras, dan berbagai agama kepercayaan yang dianut. Memang iya didunia nyata temen atau sahabat ku sangat lah sedikit tetapi dalam dunia game teman ku begitu banyak. Dan benar memang kami tidak saling menatap wajah satu sama lain, tetapi ada ku temukan orang yang benar menjadikan aku adik angkatnya sampai bertukar WhatsApp. Kami saling bertukar pendapat, saling membantu satu sama lain, dan ia juga sering berbagi masalahnya dengan ku.

Tidak lama aku mencintai salah satu teman nya, aku pikir bahwa temen nya itu single aku berusaha akrab tetapi tidak lama kemudian aku mengetahui sebuah fakta bahwa dia yang ku cintai sudah memiliki pasangan. Sempat sedih sih, kecewa dan hampir putus harapan. Tapi aku tetap optimis, suatu saat ia akan menjadi pacarku. Dan pada akhirnya doa ku terkabulkan ia bercerita pada ku bahwa ia putus dengan kekasih hatinya. Aku merasa bahagia karena aku berkemsempatan untuk memiliki hatinya.

Dan itu pun benar terjadi tidak begitu lama ia putus dengan kekasihya ia mengungkapkan prasaannya pada ku kalau ia merasa nyaman dengan ku, dan ia ingin aku menjadi kekasihnya. Siapa sih yang tidak bahagia setelah mendengar orang yang disukai malah mengungkapkan prasaannya padaku.

Kemudian kami mejalani hubungan, dan ya begitu hari demi hari dilalui bersama, walaupun kami hanya berkabar melalui WhatsApp dan menghabiskan waktu bersama didunia game. Dia orangnya baik, penyayang, perhatian dan sangat posesif. kami itu LDR aku di Bengkulu dan Ia Di jember, dan kami juga beda usia umurku 21 Tahun dan ia 19 Tahun. kadang-kadang sifat kanak-kanaknya masih terlihat tapi Aku sangat memaklumi akan hal itu.

Ia adalah tipe ku, tidak terlalu tampan tapi dia tinggi, Ia sering mengingatkanku untuk slalu sholat, tutur katanya lembut, ia juga rajin, pekerja keras, dan ia sepertinya sosok orang yang setia tidak mudah beralih kehati wanita lain. Tapi mengapa semua itu hanya sekejap saja, semakin lama aku mengenalnya ia semakin berbeda dari sebelumnya. Aku semakin merasa kalau aku hanya sebagai pelarian nya saja.
Dan benar semakin hari Ia semakin mengkengkang ku, kemana-mana harus memberi tahu dia, jika tidak ia kan bengitu sangat marah dan ketika ia marah sangat sulit untuk membujuknya itu yang aku tidak suka dari dirinya. Aku menjalani hariku sebagaimana hariku biasanya akan tetapi semua yang kulakukan itu tidak ia sukai, kami sering bertengkar hanya dengan hal-hal yang sepeleh dan tidak seharusnya dipermasalahkan. Akan tetapi itulah dia mau bagaimana lagi dimata nya aku selalu salah.

Tadinya aku berharap hubungan kami bisa sampai kejenjang yang lebih serius tapi apa mau dikata semuanya seperti ditelan bumi, hubungan ku hanya seumur jangung bahkan lebih parah dari itu, semua yang tersisa hanya luka.

Nama Anasari lahir di Kotapadang, 1 Februari 1999. Saat ini menempuh pendidikan di STKIP-PGRI Lubuklinggau. Bercita-cita sebagai Guru yang Profesional, dan menjadi Penulis yang handal.

Comments
Loading...