education.art.culture.book&media

DARI PANGGUNG PARADE BENNYINSTITUTE

Minggu pagi yang cerah, langit begitu segar seperti habis dicuci, begitu masuk ke Gedung Teater Kecil  DKLG, kami disambut dengan binar cerah wajah adik-adik yang menggunakan baju bernuansa babyblue bertuliskan “Long Life Inventivity”. Segar sekali melihatnya. Hari itu, 23 Desember 2018  bennyinsititute kembali mengadakan parade unjuk kebolehan seluruh peserta akting dan menulis. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan semangat, keberanian, kemandirian, keakraban, dan juga rasa percaya diri yang tinggi bagi semua peserta.

Dari panggung teater, tiap peserta diberi kesempatan tampil masing-masing lima menit, dengan durasi singkat seluruh peserta memikat juri dengan daya kreatifitas mereka, melihat pertunjukan mereka kami merasa ada peningkatan yang luar biasa dari kemampuan mereka baik dari segi vokal, gerak tubuh, ekspresi, juga cerita yang dibawakan. Meskipun begitu, masih ada juga beberapa peserta yang masih kelihatan malu-malu. Ya, mungkin ini pengalaman mereka yang pertama, rasa gugup wajarlah terjadi. Meski begitu, keberaniaan mereka unjuk kebolehan patut diapresiasi.

Tak jauh berbeda dengan peserta kelas menulis pun menunjukan bakat-bakat terpendam mereka melalui lomba menulis on the spot yang temanya disampaikan pada saat itu juga. Antusias dan semangat mereka membuat kami tersentuh apalagi saat di-hadapkan dengan cerita-cerita yang mereka tulis.

Ada jeda sesaat saat juri sibuk menilai peserta mana yang akan memenangkan perlombaan. Semua memiliki daya tarik masing-masing hingga juri terpaksa berdebat cukup alot. Nah, sementara itu kita tinggalkan dulu juri yang berdebat, panggung di-isi dengan pertunjukan spontanitas dari para mentor, ada Bang Benny yang membacakan cerita miliknya tentang enam bersaudara yang baru menyesali kepergian sang ibu. Lalu Kak Inung mentor kelas akting memerankan akting seorang waria yang sukses membuat kami terbahak-bahak, benar katanya kalau akting itu tidak boleh separuh-separuh, harus total!

Dan, yang membuat saya bergidik adalah saat Kak Dessi, istri dari Bang Benny, yang menumpahkan segala emosi kerinduan tentang sosok ibu yang telah tiada. Kepala saya mendadak pening, jantung saya berdebar keras, ingin pulang segera mendekap ibu… Tapi nyatanya sampai di rumah saya cuma senyum-senyum doang.

Semua acara berlangsung meriah dan lancar berkat bantuan semua teman-teman seksi sibuk-sibuk yang telah dan selalu setia datang lebih awal membantu tanpa banyak bicara. Senang mengenal kalian terimakasih untuk semuanya. We love you.

Selamat untuk adik -adik yang memenangkan lomba. Jangan bersedih untuk yang belum menang, tetap semangat, terus berlatih, terus mencoba sampai keberuntungan itu sendiri yang mengejarmu. Ingatlah selalu karena ini baru awal!

 

Baca juga:

1. “Ibu, Panggung, & Cerita”, Peserta BWC Dan BAC Angkatan Ke-3 Kembali ‘Unjuk Karya’!

2. Menjadi Pemenang Tak Hanya Sebatas Kebahagiaan Dan Prestasi, Tapi Lebih Dari Itu!

3. Benarkah Hari Ibu Hanya Ada Satu Hari Dalam Setahun???

Comments
Loading...