education.art.culture.book&media

IBUKU

IBU

Ibu…

Ibu…

Ibu…

Satu kata untuk sosok wanita  yang beharga di hidupku. Sosok yang tidak bisa dirangkai oleh kata-kata, puisi bahkan tulisan sekalipun, karena Beliau begitulah sempurna dan tak pantas untuk dideskripsikan akan dirinya. Kesempurnaan seorang ibu itu bagaikan Malaikat yang nyata bagiku, bahkan bisa dirasakan oleh setiap anak pada ibunya. Seorang Malaikat yang bisa kulihat, kupeluk, kusentuh bahkan tempatku untuk mengeluh akan kejamnya dunia ini.

Ibu, senyum bahagia yang terukir diwajahmu adalah bahagiaku dan milikku. Terus tersenyum dan bahagia selalu bu, karna itu dorongan terbesarku untuk menggapai semua impianku dan siapa pun yang berani menyakimu bahkan sampai air mata mu tak mampu engkau bendung dan perlahan mengalir mengairi wajahmu maka aku akan membunuhya sekalipun itu orang terdekatku.

Ibu, engkaulah orang yang menghapuskan setiap luka dihatiku dengan mengisinya akan kesenangan dengan hadirnya dirimu dihidupku. Walaupun kadang kala aku pernah kecewa akan dirimu sehingga satu, dua, kata kasar keluar dari mulutku yang tak bisa kutahan dan ku lontarkan kepada Mu dan membuatmu kecewa. Kamudian hari aku baru menyesal, apa yang sudah aku ucapkan itu salah. maafkan aku ibu….aku tidak bermaksud untuk melukai hatimu yang rapuh itu, aku hanya kesal sesaat bu. Ini wajar bagiku,  aku hanya seorang anak remaja meranjak dewasa yang belum mengerti bagaimana mengendalikan emosi ku sendiri.

Dan setiap kali aku melakukan kesalahan yang sama bahkan kesalahan lain yang fatal tetapi ibu sering memaafkan ku begitu saja dan menasehatiku bahwa yang kulakukan itu salah. Inilah kenapa sosok beliau ku sebut malaikat, karena dia sosok orang baik, sabar, penyayang bagaikan malaikat yang ada di dunia nya dan beruntungnya aku ia hadir di kehidupanku.

Dengan ibu yang hadir di hidupku. Membuat hidupkan seakan berwarna-warni penuh akan kegembiraan, kesenangan, kahanggatan baliau yang penuh senyuman bahagia yang ia lontarkam kepadaku dan keluargaku. 

Ibu ku bagaikan katerkter Disney Wulan yang relah  turun kemedan perang demi sebuah perdamaian dan kebahagiaan yang abadi yaitu memenuhi kebutuhan aku dan kakakku  menuju keberhasilan kami bersama dengan ayah tanpa ada rasa lelah di hudupnya. Dan rela setiap air bercucuran deras dari teriknya matahari yang menyengat membasuhi tubuh dalam sela-sela mereka bekerja. Ibuku seorang pahlawan yang nyata, bukan hanya membantu mencari nafkah tetapi juga mengurusi rumah tangga serta diriku dan kakakku  tanpa rasa mengeluh sedikitpun. 

Dengan melihat seorang sosok ibu yang begitu sempurna beliau ku sebut motivator sekaligus guruku dalam segala hal yang mencerminkan sosok diriku dimata orang lain dan lingkungan sekitarku. Sosok ibu yang membuat aku menjadi iri. Aku ingin menjadi sosok wanita seperti ibu yang kuat menghadapi segala hal cobaan yang menerpa dan membimbing anak-anaknya kejalan yang benar tanpa mengecewakan kami sedikitpun dengan kesabaran yang luar biasa serta kebahagian yang nyata ia berikan setiap saat kepada keluarganya sehingga kami merasakan kehanggatan beliau dan lupa rasa takut kejamnya orang-orang yang di luar sana.

Berkat kerja keras serta doa yang ibu panjatkan di setiap malam serta cara beliau yang sering memberi motivasi belajar terus meneruslah aku sampai di titik ini, dimana aku  bisa menempuh Pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Lubuklinggau yaitu STKIP PGRI demi mewujudkan cita-citaku di sana.

Beliau harta terbesar yang Engkau berikan kepadaku, Terima kasih….. Tuhan. Sungguh aku kagum akan sosok Beliau. Enta bagaimana nanti aku membalas semua jasa beliau yang tak ternilai ini… Tuhan?. Walau ku tahu semua yang ia lakukan demi tanggung jawabnya atas anak-anaknya tetapi Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan dia  dan akan membahagiakannya semampuku Atas izin mu Tuhan. 

Dan semoga Engkau memberikannya umur yang panjang pada ibuku sampai aku bisa mengggapai toga ku di tahun 2023 yang akan datang sebagai hadiahku untuknya, hadiah atas semua kerja kerasnya selama ini untukku dan keluargaku. Semoga dengan gelarku ini ibuku akan bangga terhadapku.  Amin

 

Rohani, tanah periuk, 28-08-2001. Saat ini menempuh pendidikan di STKIP PGRI LLG. Bercita-cita ingin menjadi sukses.

Comments
Loading...