Jangan Pernah Menyerah (Tugas BWC #3)
Lahat 12, November 2018 ada sosok seorang anak yang bertubuh kecil berambut ikal menggunakan pakain SD tanpa menggunakan alas kaki ia menyelusuri jalan melewati jembatan bambu yang sudah tua anak itu sekarang sedang duduk di bangku SD kelas lima (5) ia hidup dengan ibu nya saja, sedangkan ayah nya sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu karena kecelakaan ia adalah Joko anak yang terkenal baik dan sopan kepada orang yang lebih tua dari nya, bukan hanya sopan dia juga terkenal anak yang baik dan rajin membantu ibu nya, sebelum joko berangkat ke sekolah iya membantu ibu nya dahulu untuk memotong karet, sudah selesai membantu ibu nya iya bergegas pergi ke sekolahan untuk melanjutkan mencari ilmu untuk mengejar cita-cita nya, joko mempunyai cita-cita yang luar biasa yaitu menjadi seorang dokter agar dia bisa mengobati ibu dan masyarakat-masyarakat yang kurang mampu, sungguh mulia cita-cita seorang anak petani karet yang mempunyai impian yang sangat tinggi bahkan orang-orang sering mencemoh dan mencaci saat ini pergi kesekolahan karena seragam atau atribut yang di gunakan joko tidak sama dengan anak-anak lain, tetapi joko tetap bersemangat meski setiap hari dia harus menahan cacimakian dari teman-teman di sekolahan nya.di sana jiko malah mempunyai tekat yang kuat dan selalu belajar dan semakin giat belajar dengan ada nya caci makian dari teman-teman nya.
Joko merupakan sosok anak yang sangat luar biasa meski iya mempunyai banyak kekurangan tapi dia tidak mernah menyerah bahkan menyalakan ibu nya atas kekurangan yang di milikinya selama ini. Bahkan iya membantu ibu nya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, setiap pulang sekolah joko pergi kepasar untuk mencari pekerjaan mulai menjadi tungkang cuci piring di rumah makan sampai menjadi kuli pangkul di pasar ia kerjakan semua tanpa mengeluh sedikit pun kepada ibu nya. Joko merupakan anak yang periang dan suka menolong meski dia pun mempunyai kekurangan juga tapi dia tetap membantu orang yang memerlukan bantuan nya, dia dan ibu nya tinggal di rumah kecil yang masih mengunakan lantai tanah. Dan mereka tidur hanya menggunakan sebatang kasur saja dan sehelai selimut yang di gunakan mereka pun hanya menggunakan kain yang sudah tidak layak lagi di pakai untuk selimut, setiap malam dia dan ibu nya selalu merasakan kedinginan sedangkan di siang hari mereka merasakan kepanasan karena atap rumah mereka sudah banyak yang bolong.
Dua puluh tahun sudah berlalu kehidupan joko dan ibu nya sudah berubah deratis, sejak joko lulus dari SMA dia mendapat kan biaya siswa kuliah di Universitas kedokteran yang ada di luar negeri, atas berkat ketekunan nya dan kerja keras nya dalam menuntut ilmu dia bisa sampai ketitik kebahagian mereka joko dapat menghujudkan impian-impian yang selama ini dia impikan bersama ibu nya, kini dia dan ibu nya tinggak di Jakarta dan tinggal di rumah yang mewah dan mempunyai pasilitas yang lengkap dan tempat tidur yang bagus tidak seperti dahulu dia hanya tidur menggunakan sehelai kasur dan kain yang sudah rapuh tapi kini kehidupan itu sudah berlalu, joko yang dulu seringkali di hina dan di caci kini menjadi seorang Dokter yang sukses di Jakarta, tapi joko yang dulu tetap menjadi seorang anak yang ramah sopan meski kihidupan nya sudah sukses tapi joko tidak sombong atas kebehasilan yang di miliki nya bahkan dia sering menyumbang ke panti asuhan dan berbagi sembako kepada keluarga yang kurang mampu bahkan dia sering menolong pasen yang kurang mampu berobat pun dia bantu. Dari sana lah kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa hidup di dunia ini jangan pernah menyerah dan mengeluh karena setiap penderitaan yang kita hadapi kelak akan menuai keberhasilan yang sangan luar biasa kedepan nya nanti.