education.art.culture.book&media

Kaulah ibu ku

Namaku Dina azahra yang biasa dipanggil Dina. Aku anak pertama dari dua bersaudara yang hidup bersama ayah dan ibu, mereka sangat menyayangiku. Setiap hari kami selalu meluangkan waktu untuk bersama.Ketika aku mulai masuk sekolah SMA dan sibuk dengan kegiatan,tugas dan perkerjaan ,iya aku sudah berkerja dari duduk di bangku SMA mungkin di masa itu anak-anak di usia saya blum menggenal kerja namun berbeda dengan saya yang harus dituntut untuk berpikir secara dewasa, yang dimana dimasa saya masing ingin main kesan kesaini namu saya harus bisa mencari uang untuk bisa seperti yang lain yaitu bisa kuliah atu menempuh pendidikan yang lebih tinggi, saat pulang sekolah aku tidak lansung pulang kerumah melaikan ketempat penjahitan saya sepulang sekolah langsung menjahit pulang kerja kira-kira jam 5. Selam itu saya sangat jarang membantu ibu untuk membarikan rumah, ibu ku sudah memdidik saya untuk menjadi orang yang perkerja keras dan tak lupa selalu mengingatkan saya untuk solat, ibu temapt bercerita sepulang aku kerja tempat mengeluh kesan .Ibu memang tidak menuntut saya untu berkerja disaat usia ku yang masih duduk di bangku SMA namun aku ingin merasaakan bagaiamana susahnya mencari uang seperti apa yang telah ibu ku rasakan. Setiap saya bangun pagi ibu sudah menyiapan sarapan untuk kita semua selepas itu ibu pergi berkerja diladang bersama bapak, ibu berkerja dari pagi hianga sore hari sepulang kerja ibu masih berkerja dirumah membersihkan rumah, ibu ku wanita yang tangguh siap untuk berkorban untuk anak-anaknya. Pada hari itu aku hanya berpamitan dengan ayah yang juga mau berangkat bekerja.Sepulang sekolah “assalamualaikum, assalamualaikum” aku masuk rumah, melihat ibuku yang tertidur di depan tv setelah memasak untukku dan menunggu pulangku hingga ketiduran. Ku lihat wajah ibuku yang berkeringat mungkin karena kelelahan setiap hari melakukan pekerjaan rumah sendiri.
Oh, Dina sudah pulang?” ibu tiba-tiba bangun. Aku kaget “iyaa bu” (berjalan ke kamar).
Ibu menyuruhku agar aku segera makan. Tetepi aku tertidur hingga akhirnya aku lupa makan. Saat ibuku membangunkanku ibu melihat raut wajah ku yang terlihat kecapeaan ibu ku menetaskan air matanya, “kamu kenapa Din, Tanya ibu ku dengan mata yang berkaca-kaca. “Dina gak papa bu, Dina Cuma sedikit capek, jawab dina. Tanpa aku cerita itu sudah merasakan apa yang aku rasaakan saat ini . Malam harinya aku baru makan bersama ayah dan juga ibu. Aku melihat lauk makanan ibu yang dipakai hanya sedikit, tapi laukku sangat banyak padahal aku tak pernah membantu ibu memasak. Pada hari minggu yang biasa dilakukan oleh sebagian orang selama hari libur itu membersihkan rumahnya. Saat pagi itu aku sudah berangkat kerja , aku tak melakukan apapun perkerjaan dirumah telah ibu selesaikan sendiri, ibu tidak pernah marah kepada ku. Ketika aku ada masalah orang yang membantu untuk menyelesaikan adalah ibu, saat aku sakit orang pertama yang gelisah dan merawatku tanpa pamrih salah ibu. Ibu terimasih banyak atas semua pengorbana yang kau berikan kepada ku, cinta kasih yang tulus menggalir dari darah ku pengorbana yang begitu besar dari mulai mengandung sampai saat ini. Ibu maaf kan aku jika selama ini aku belum bisa membalas sema jasa-jasa mu bu, ak tidak bisa membayar apa yang telah ibu berikan untu ku, terimakasih bu telah mendidik menjadi wanita tangguh dan sekuat ibu tanpa mu bu aku bukan lah siapa-siapa. Ibu tak pernah lelah untuk merawat, membesarkan, dan membimbing ku, tetapi aku masih aja tanpa sengaja tak menghargau ketulusan ibu, hati ibu begitu sempura tak peduli berapa kali aku melukai hatinya, tetapi ibu selalu da kata maaf untuku, ibu ajarilah aku bagaimana cara ubtuk ikhlas dan tersenyum meski hati dalam terluka ibu adalah ciptaan terindah bagi ku

Comments
Loading...