education.art.culture.book&media

Kehebatanmu Ibu

Seorang wanita yang kukenal sebagai sosok yang kuat, sabar, dan tabah. Wanita yang kuanggap sebagai pelindung, penyemangat, penyejuk kehidupan ku. Wanita yang selalu senantiasa sabar menghadapi tingkah nakal ku, kesu dan kesal ku dan senantiasa mendengarkan cerita-cerita ku. Wanita yang berjuang dengan gigih, yang merawat dan membesarkanku tanpa mengharapkan balasan. Seakan tidak ada kata lelah dalam hidupnya jika itu menyakut anaknya. dan bukan lagi yaitu sosok wanita mulia yang di panggil ibu.

Ibuku adalah segalanya, ia adalah orang yang pertama memberiku inspirasi, apa itu suka dan duka, sedih dan gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Sudah terlalu banyak pengorbanan ia berikan padaku.

Setiap harinya ibuku selalu bangun pagi-pagi untuk bersiap-siap bergelut di dapur untuk menyiapakan kebutuhan ku, dan membiarkan ku tidur nyeyak. Sebenarnya ku mendengarkan suara bising-bising di dapur entah mengapa mata ini sulit untuk membuka. Rasa ingin melawan ngatuk ini untuk membantu ibu di dapur, tapi apa daya ngatuk dan malas lah pemenangnya. “maaf bu” sering kali ku ucapkan.

“Bangun nak ini sudah pagi”, terdengar suara lembut dan sentuhan tanganya membuyarkan tidurku. Ku sedikit membuka mataku terlihat wanita paruh baya yang selalu menampilkan senyumnya itu. Tak lain adalah ibu tercintaku yang sedang membangunkanku. Sebelum ku berangkat kuliah ku selalu membantu ibuku sebisaku karena ku kuliah pagi. Selesai menyiapkan semua kebutuhan ku untuk ku berkuliah, pada saat itu ibuku baru memikirkan dirinya.

Kegiatan ibuku bukan hanya sebagai ibu rumah tangga saja, ibuku juga seorang petani yang tiap pagi pergi kesawah untuk membantu ayah ku bisa dikatan sawah adalah rumah kedua ibu ku. Ya saya dari keluarga sederhana, terkadang sehabis pulang ibu masih bersih-bersih rumah, ku tahu pasti ibu sangat lelah inilah perjuangan seorang ibu tanpa ada kata lelah. Ku ingin sekali membantu ibuku tapi apa dayaku, ku kuliah setiap hari pulang sore jadi tidak bisa membantu ibuku. Dan ibuku selalu melarangku untuk membantunya karena ibu tau kalau ku lelah kuliah pagi sampai sore. Sebernarnya lelahku ini tidak sebanding dengan lelah, letih ibuku sebagai ibu rumah tangga dan bekerja. Tapi lelah ataupun beban tak ia perlihatkan di wajahnya, sabar dan tabah lah yang selalu ia perlihatkan di depanku. Setiap ku pulang ibuku selalu menyambutku di depan pintu tak lupa dengan senyumnya yang menghiasi wajahnya. “bagaiamana hari ini, kuliah mu” kata-kata itu selalu ia ucapkan. “Baik-baik saja ibu seperti biasanya” balasku. Itulah peran ibuku setiap harinya merawat ku dengan penuh kasih sayang, mengajarkan ketaban dan kesabaran.

 

Dan pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku stiap harinya untukku, hingga ku tidak akan sanggup mengitungnya, jika aku memblasnya dengan segala sesuatu yang ada, itu pun takan tergantikan. kata terima kasih saja tak cukup.

Meskipun sekarang usia mu tak semudah dulu dan tenaga yang kau miliki tidak seperti dulu, kau tetap menjadi tameng, penyemangat, penyejekku dan segalanya untukku. Yang selalu menjaga dengan doa, yang selalu membimbingku dengan nasehat, pelindungku yang membesarkanku dengan cinta.

 

Nama ku Anggi Ferliana yang lahir di desa P.1 Mardiharjo, pada tanggal 07 April 1999. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan tinggi STKIP-PGRI Lubuklinggau. Cita-cita ku menjadi orang yang sukses, membahagiakan kedua orang tuaku dan bermanfaat untuk orang lain.

 

 

Comments
Loading...