education.art.culture.book&media

MY NAME IS SABILA SABILA ERLY SOFI

Nama saya adalah Sabila Erly Sofi, lahir di Kota Lubuklinggau pada 11 Maret 2003. Saya anak terakhir dari sembilan bersaudara tapi kami hanya hidup bertujuh karna dua kakak saya meninggal. Saya memulai sekolah dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, saat ini saya masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Lubuklinggau kelas Delapan.

Saya memiliki hobi membaca, menulis dan menggambar. Saya anak yang banyak bicara, maka dari itu saya selalu ingin membuat oranh disekitar saya banyak mengenal saya dan saya juga memiliki selera humor yang tinggi, sehingga tak jarang jika saya tidak berada dirumah. Orang tua saya merasa kesepian dan khawatir. Terutama ayah saya, karna saya dan ayah sama-sama memiliki selera humor yang sama. Saya selalu membuat orang tua saya bahagaia dengan candaan yang lucu. Dan itu sangat berarti bagi saya.

Selain daripada itu, saya semenjak kecil mulai terbiasa ubtuk mandiri. Salah satunya dengan membiasakan diri untuk mengerjakan tugas sekolah tanpa bantuan dari orng lain meskipun seringkali saya mendapat nilai nol. Bagi saya itu bukan suatu hal yang buruk selagi saya mau berusaha dan bekerja keras unttuk menjadi lebih baik. Tugas sekolah ini saya kerjakan sendiri bukan tanpa sebab, melainkan keadaanlah yang menempa diri saya lebih dulu. Terlebih lagi kondisi ibu yang sakit dan ayah yang sibuk bekerja mencari nafkah serta kakak-kakak tyang sibuk pada kegiatan masing-masing, membuatku harus bisa mandiri. Ketika itu aku tengah bersekolah di Taman Kanak-Kanak, aku selalu pulang lebih cepat dan menjaga ibuku yang tengah sakit keras menderita kanker rahim dan vonis dokter bahwa ibuku tak akan bertahan lama. Sehingga membuat ibu sulit untuk bergerak karna kanker yang sudah memasuki stadium empat atau bisa dikatakan sangat parah. Hal inilah yang mmebuat saya enggan menyusahkan ibu. Selain mengerjakan tugas sekolah sendiri, saya juga harus bangun pagi dan menyiapkan perlengkapan sekolah saya sendiri meski sekali dua kali dibantu kakak-kakakku. Sampai saat ini sosok ibu tidak akan hilang dalam hatiku meski Tuhan telah menggantikannya dengan sosok ibu baru yang hampir dari kebiasaannya serta sifatnya yang sama. Saya yakin bahwa Allah SWT menginginkan ang terbaik untukku kedepannya.

Comments
Loading...