education.art.culture.book&media

PERJUANGAN DUDUK DI BANGKU KUALIAH

Pada tanggal 28 april 2018 aku di nyatakan lulus dari sekolahanku yakni SMK Negeri Tugumulyo. Saat itu juga kami langsung merayakan kelulusan tersebut dengan cara mengikuti kompoi dengan sekolahan lain berkeliling kedesa – desa dengan pakaian yang di penuhi coretan tanda tangan dan warna dari pilok. Hal tersebut mungkin sudah lazim di kalangan anak remaja SMA maupun SMK. Setelah berkeliling kami berkumpul di satu tempat, di saat yang bersamaan salah satu temanku menanyakan tentang pendidikan mau lanjut atau bekerja. Ya pasti semuah pelajar siswa dan siswi pasti menginginkan untuk lanjut menumpuh pendidikan yang lebih tinggi bukan.
“Doni, Bro mau lanjut di mana nanti ?” bertanya sambil menepuk pundakku
“Aku, insya Allah kalau ada rezeki lanjut di pulau sebrang (jawa)” Jawabku sambil tersenyum ke arahnya.
“Doni, Wah kayaknya kita satu tujuan nih,,, mungkin nanti berangkatnya barengan aja gimana?” ucapnya sambil nelihat wajahku
“Aku, bener juga tapi aku tanya orang tuaku dulu ya.”
Waktupun berlalu begitu cepat dan kami pergi untu pulang ke rumah masing – masing. Setibanya aku di rumah, akupun langsung bergegas mandi lalu sholat maghrib dan setelah itu aku sekeluarga berkumpul seperti biasa di ruang tv. Akupun membranikan diri untuk bertanya kepada kedua orang tuaku bahwa kau ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tunggi.
“Aku, mak,pak aku ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi” ucapku sambil menundukan kepala.
“Kedua orang tuaku, Mau lanjut di mana? Mendi kerja aja deh dari pada kuliah belum tentu nanti kalo tamat bisa lngsung dapat kerjaan dan di sisi lain ibu dan ayahmu ini tidak mampu jika untuk membiayaimu nanti nak.” Jawabnya sambil mengelus pundakku
Aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan menuju kamarku. Disini aku pikir perkataan orang – orang benar bahwa orang tua lah yang sebenarnya sering memutaskan semangat anaknya sendiri. Aku berusaha menerima kenyataan tersebut. Beberapa bulan kemudian aku bekerja di sebuah toko plastik di pasar dekat rumahku jam kerjanya dari pukul 06.30 sampai 11.30 wib. Karena saya masih mempunyai semangat dan mimpi untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, akhirnya uang gajihku tersebut saya sisipkan setengahnya untuk biaya masuk di sebuah universitas di dekat rumah saya. Setelah satu tahun saya bekerja dan akhirnya pada tanggal 20 agustus 2019 saya memutuskan untuk bekerja sambil menempuh pendidikan yang saya impikan, yakni duduk di bangku perkuliahan. Bagiku ini cukup berat di karenak saya harus membagi waktu bekerja, kuliah dan istirahat. Saat itu saya hampir putus asa dan memilih untuk berhenti mewujudkan mimpiku. Beberapa minggu kemudian ada salah stu dosen yang memagil saya untuk menemuinya. Saya pun langsung bergegas untuk menemui dosen tersebut. Ternyata saya mendapatkan beasiswa, senang bukan main bagiku ini seperti mimpi bahkan saya hampir tidak percaya kalau saya mendapatkan beasiswa.
Sepulang dari kampua aku langsung memberitahukn berita bagus ini kepada orang tuaku
“Aku, mak aku dapat beasiswa,, “ Ucapku sambil kegirangan
“Ibuku, beneran ini kamu dapat beasiswa, allhamdullilah ya allah. Nak ingat Allah pasti akan memudahkan kesulitan yang di alami hambanya” ucpanya sambil memelukku.
Dan akhirnya saya memuruskan untuk berhenti bekerja dan memilih untuk lebih fokus dalam dunia pendidikan.

Biodata penulis
Nama: Ardan Resti Argani
TTL : TUGUMULYO 05 SEPTEMBER 2000
Saat ini menempuh pendidikan S1 di sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI Lubuk Linggau)
Kerja Keras Tidak Akan Menghianati Hasil dan Nikmati Saja Prosesnya

Comments
Loading...