education.art.culture.book&media

Mutiara surga

Ringkuh dua pasang kaki melangkah menembus waktu juga halangan sendiri tak beralas kaki demi sesuap nasi, tiadakah kau lihat? Mata itu talah sayu suara itu sudah tak lagi merdu juga tangan yang kian bergetar. Demi siapa dia berjuang? Untuk apa dia bertahan? Hidupmu. Anak-anaknya yang tak tau malu! Ialah ibu, yang tangannya sangup merangkulmu. Ialah ibu, yang kakinya mampu menanggung bebanmu. Lantas apa balasmu? Kosong!

Ibu adalah orang pertama yang aku temui di tangisan awalku ketika aku ada di dunia, orang yang selalu ada disampingku. Aku adalah anak ibu, karena tali pusarku dulunya bergabung langsung dengan ibu, ibu yang memberikan aku kehidupan sampai aku menjadi sekarang ini. Mulai dari aku kecil sampai aku besar, mulai dari merangkak sampai berjalan, ibu ada, bahkan selalu ada ibu sosok wanita yang hebatnya luar biasa seorang guru yang selalu membimbingku disetiap saat, yaaa. Guru yang sebenarnya kataku.

Ibu, tak ada yang bisa menggantikan bidadari dari surga sekalipun sekalipun tak bisa menggantikanmu, 9 bulan dibawah kandungan dibawanya aku kemanapun ibu pergi. Ibu yang melahirkanku, ibu juga yang membesarkanku, tanpa seorang ibu aku tidak bisa berada hingga sekarang ini. Keringat mengucur dengan derasnya rasa sakit tak dihiraukannya yang ia tau saat ini buah hatinya harus bisa melihat dunia. Tetes demi tetes air mata jatuh menuju pipinya mendorong janinnya sekuat tenaga sampai ia lupa bahwa nyawa taruhannya, Kasih sayangnya tidak bisa digantikan oleh apapun. Ia selalu mengingatkanku untuk yang benar dan salah.

Kasih sayang yang tak kujung usai, aku pun kadang-kadang merasa tidak enak hati apalagi setelah membuat salah kepada ibukku, seakan-akan hatiku tergores dan betapa bodohnya aku untuk melakukan kesalahan tersebut. Aku berbohong kepadanya, sehingga membuat ia marah. Tak akan lagi aku mengulangi lagi perbuatanku yang tidak patut itu.

Ibu, kau hapuskan air mataku saat luka hatiku tak mampu kuobati, dengan kecupan dan pelukan hangat yang menjadi smber kakuatanku. Kau bagai malaikat pelindungku saat semuah orang menjatuhkanku, kau tetap mendukungku perjuanganmu sangat berarti bagiku. Doamu selalu terpanjat untukku, kasih sayangmu selalu mengalir untukku, kau mengajarkanku arti kebahagiaan untuk sebuah kehidupan yang sangat fana dan penuh drama ini, terima kasih atas semua yang engkau berikan.

Ibu, tak akan pernah habisnya jika membicarakan tentangmu banyak sekali pengorbanan yang engkau berikan kepadaku anakmu, terimakasih berkatmu aku bisa seperti ini, bisa mengerti segalahnya hal. ibu, kau wanita tangguh, wanita kuat, wanita yang paling sabar dan engkau lah orang yang tidak pernah berubah selamanya. Kasih sayangnya yang utuh dan ikhlas untuk merawat dan membesarkan anakmu. Ketelitian, keseriusan, ketekunan, kesabaran, kesungguhan, kedisiplinan, kepasrahan kepada tuhan, kegembiraan ibu ketika merawat, merawat dan membesarkan, merupakan pelajaran yang sangat berharga.

Terimakasih ibu, jasamu tidak bisa ku bayar sampai hayatku kecuali dengan kata terimakasi dan namamu yang selalu aku sebut dalam sujudku. Inspirasi yang lahir dari perjuangan seorang ibu adalah suatu bahan pelajaran yang harus dilaksanakan dan amalkan, bahwa hidup ini harus dijalani dengan kesungguhan, keteguhan, kedisplinan, kesabaran, kegembiraan, serta sikap pasrah yang selalu ditunjuksn kepada Allah SWT. Jika kita serius, bersungguh-sungguh, sabar, kerja keras, semangat tinggi dalam menjalani hidup, maka insya Allah, apa yang menjadi cita-cita kita untuk menjadi orang sukses dimasa depan akan terwujud. Amiin ya robbal’alamin.

 

 

Bio: Hanya gadis yang terlahir sederhana namun mempunyai kringinan yang besar untuk terus berkarya, Sinah Air lesing, 02-November-1998. Masih menempuh pendidikan di STKIP-PGRI Lubuklinggau.

 

Comments
Loading...