education.art.culture.book&media

Pengorbanan orang tuaku

Termenung, aku mendengarkan bercikan ujan yang sangat lebat dan begitu kencangnya angin yang sangat dahsyat saya Terus semangat dan tak pernah putus asa. Itulah keyakinaan Sri widia (21 tahun) , yang setiap hari membantu ibunya berjualan sayur dan menanam sayuran di ladang . hari demi harinya ia lalui bersama orang tuanya dikala senang maupun susah. Sri widia selalu membantu ibunya, dan tidak pernah malu walau hanya berjualan sayur dan menanam sayur, saya rutin sejak kelas 3 SMP. Dan penghasilan orang tua saya pun tak pernah menentu per harinya. Dan saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana di mana keluarga yang harmonis dan penuh dengan kasih sayang dan bapak saya hanya orang biasa yang pekerjaannya Cuma jualan sayur krliling di sekitar komplek-komplek perumahan dan tani buruh, sedangkan ibuku hanya ibu rumah tangga tetapi ibu saya juga sering membantu bapak saya, dimana kedua orang tua saya selalu bersyukur karna apa yang sudah bagian dari yang maha kuasa, dan walaupun saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana tetapi saya hidup dengan penuh kebahagian, ke dua orang tua saya mendidik saya dengan baik dan penuh dengan rasa kasih sayang. Saya adalah anak ke dua dari dua saudara ataupun bisa di bilang aku adalah anak bungsu. kalu mau sukses,mau maju,ya harus kerja keras.
Mau gimana lagi semua ini saya lakukan demi membantu perekonomian orang tua saya dan biyaya kuliah saya ,meskipun kuliah itu sangat penting bagi saya namun membantu orang tua adalah sebuah tanggung jawab. Saya tidak mau hanya duduk manis saja dirumah dan meminta hasil jualan orang tua saya. Dulu cita-cita saya kuliah di jogyakarta atau dijawa,seperti teman-teman yang lainnya . tapi kata orang tua saya kuliah dimana pun itu sama saja,rezeki pasti ada saja jalannya kalu niat kita baik,lalu saya renungkan apa perkataan orang tua saya lalu saya mendengarkan nasehat orang tua saya Kemudian saya melanjutkan perguruan tinggi dimana pada saat itu saya masi bingung mau mengambil perguruan tinggi di mana tetapi saya juga mencari informasi-informasi, dan setelah saya mendapatkan informasi-informasi itu saya langsung mendaftar ke salah satu perguruan tinggi yang ada di lubuklinggau yaitu tepatnya di perguruan tinggi STKIP PGRI dimana saya mengikuti tes, dan setelah saya sudah mengikuti tes kemudia saya menunggu pengemuman atau hasil dari tes tersebut, kemudian setela pengumuman itu keluar alhamduliah teryata saya di terima di STKIP dan itu di prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan saya mengikuti opsek.
Kemudia setelah saya selesai ospek saya langsung dibagikan kelas oleh ketua prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia saya yaitu mendapatkan kelas pagi pada saat itu, kemudian saya masuk kuliah saya merasa bahagia karna akhirnya saya bisa kuliah juga, lalu di kelas saya mendapatkan banyak kawan dan pengalaman dimana pada saat itu kita bisa mengetahui karakter ataupun sifat baruknya kawan kita yang ada di dalam kelas, Mulai dari sana saya mulai menemukan kawan akrab yaitu herlina, dan sina dimana merekalah yang selalu tulus dia mau membantu saya ketika saya lagi susah ataupun senang, mereka sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri dimana dia berdua sudah selalu ada buat saya, kemudian saya dan mereka sudah saling kenal dan sudh memahai karakter satu sama lainnya.

Kel.ekamarga,25 september 2020
(Sri Widiawati Ningsih, lahir di kel.ekamarga lubuklinggau selatan II 05 September 1999. Sedang menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau, cita-cita ingin menjadi orang yang berguna dan bisa membahagia orang tua)

Comments
Loading...