education.art.culture.book&media

Perpisahan Itu Sakit

Semua orang pesti perna merasakan perpisahan entah itu dengan orang tua, keluarga, sahabat, dan pasangan, dan aku perna mengalami yang namanya perpisahan. Pengalaman perpisahan aku cukup ringan tetapi aku rasa itu pengalaman terberat bagi ku, karna sebelumnya aku tidak perna mengalami hal tersebut.
Sebelum aku bercerita aku ingin memperkenalkan diriku dulu namaku Liza aku adalah seorang anak rantauan yang jauh dari orang tua dan harus hidup mandiri, aku perna mengalami perpisahan dengan orang tua terutama Ibu. Sebelumnya aku tidak perna berpisah dengan Ibuku mulai dari lahir sampai umurku delapan belas tahun aku selalu dekat dengannya karena sekolah ku selalu dikampung, bisa dikatakan aku adalah anak yang manja dan tidak tau apa-apa tanpa Ibuku. Teryata setelah umurku Delapan belas tahun dan sudah lulus SMA aku dipisahan oleh pendidikan, kedua orang tua ku menyuruhku kuliah di Surabaya disana aku mengambil Jurusan D3 Kebidanan di AKBID MITRA SEHAT SIDOARJO.
Ayahku menyuru kuliah disana karna Kakakku alumi dari sana, sebenarnya dalam hatiku ingin sekali menolak permintaan dari kedua orang tua ku, tetapi aku tidak bisa karna aku ingin sekali membahagiakan mereka. Walaupun dengan berat hati aku menuruti permintaan dari orang tuaku, hatiku sangat sedih karna aku membayangkan bagaimana hidupku tanpa Ibuku dan waktu itu hatiku merasa sangan galau!.. dan aku sangat takut menghadapi perpisahan tersebut.
Dan teryata hari yang aku takutkan tiba. Ayah, Ibu, dan Kakakku mengatarkan ku pergi ke Surabaya meraka nginap satu minggu di Surabaya karena mereka juga takut aku bersedih. Lalu tiba waktunya mereka harus pulang ke Sumatra dan meninggalkan aku di Surabaya, oh..ya.. sebenarnya aku tidak sendiri di Surabaya aku dititikan ke Ibu kosan yang aku tepati dia juga tinggal didekat kosan yang aku tepati dan disana juga ada Ibu Angkat Kakakku waktu dia kuliah dulu tetapi rumahnya agak jauh dari kosan yang aku tepati.
Lanjut cerita aku dan Ibu angkat Kakak ku dan sekarang menjadi Ibu angkan aku juga mengantar Ayah, Ibu, dan Kakakku ke Bendarah untuk pulang ke Sumatra. Sebelumnya aku dari kosan menuju ke Bendarah sudah nangis tapi nangisku masih pelan, lalu sampai di Bendarah tangisku pecah sambil memeluk erat Ibuku yang menandakan tidak mau pisah dan Ibu dan Kakak ku juga menangis apalagi waktu pesawat berangkat rasanya dalam hatiku sangat sakit sampai tangisku yang hesteris berubah tidak ada lagi suaranya dan itu sangat pedih. Kalau Ayahku orangnya sangat kuat katanya walaupun dia menangis diam-diam dipesawat dan porsi makannya berkurang satu minggu…! Aku tau dari Kakakku.
Setelah tangisku meredah aku diajak pulang oleh Ibu angkatku, Ibu angkatku mengajak aku nginap dirumahnya dulu sampai aku tidak sedih lagi tapi aku menolak karna dirumahnya banyak orang terus aku tidak kenal dengan orang-orang yang ada dirumahnya, aku memilih untuk tinggal dikosan dan menolak tawarannya. Sampai dikosan aku menangis sekencang-kencangnya sampai-sampai tetangga kosan keluar dan mengetuk pintu ku dia takut aku kenapa-kenapa!.. lalu tiba waktunya malam dan aku pun masih menangis, bisa dikatakan waktu itu hari-hariku diwarnai dangan menangis dan mie Instan!hehe. Oya aku masuk kuliah minggu depannya, jadi kerjaanku Cuma menangis terus lapar masak mie, waktu itu aku cuma bisa masak Mie Instan dan Nasi doang masak Nasipun aku belajar waktu Ibuku masih ada di Surabaya!.
Talu tibanya aku untuk Ospek sebelum masuk kuliah waktu Ospek aku sangat capek, aku pergi kekampus jam lima pagi dan pulang jam tujuh malam dan itu dilakukan selama tiga hari dan disertakan dengan kegiatan yang sangat melelahkan, waktu itu aku masih sedih, lalu setelah selesai Ospek akupun jatuh sakit. Aku mengidap sakit tipes dan kurang darah diakibatkan diriku sering menkonsumsi Mie Instan dan kurang makan sayur-sayuran. Waktu aku sakit Ibuku sangat sedih sampai-sampai Ibukupun jatuh sakit juga karna kepikiran denganku yang tidak bisa dia jenguk dan ini adalah sakit pertamaku tanpa Ibu, biasanya kalau aku sakit aku selalu dirawat oleh Ibu. Untuk disana ada Ibu angkat Kakakku yang merawat aku sampai sembuh dan aku sangat berterima kasih sekali dengan Ibu angkat Kakakku itu.
Setelah aku sembuh aku ubah pola pikir ku, bahwa aku tidak boleh lagi bersedih dan harus maju demi kebahagiaan orang tua ku. Dari cobaan sakit itu aku berusaha bangkit dan hidup mandiri, mulai belajar masak dari Internet walau awalnya masakan ku tidak tidah ada yang enak tapi akhirnya sampai saat ini aku bisa masak dan hidup mandiri, disana aku jualan makanan loh dari hasil masakanku!… dan Ibuku sangat bangga dengan ku karena kelulusan ku tepat waktu dan memdapatkan Pujian.
Dan inilah pengalaman hidup Liza, aku yakin diluar sana banyak orang yang mengalami perpisahan seperti Liza ini, semoga cerita Hidup Liza ini bermamfaat dan tetap semangat, perpisahan itu Cuma sementara.

Sunarti lahir di Desa Karang Pinang, 03 Oktober 1998. Saat ini menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau. Bercita-cita ingin jadi seorang penulis cerpen.

Comments
Loading...