education.art.culture.book&media

Malu Jadi Penulis

 

Sudah lama aku memendam rasa malu. Normal sekali aku masih punya rasa malu. Rasa malu ini timbul dikarenakan aku merasa menjadi seorang pecundang, sang pengkhianat pada cita-cita sendiri. Aku malu bercita-cita menjadi seorang penulis yang menginspirasi, nyatanya hingga sekarang tangan ini masih berat untuk memulainya. Aku hanya menjadi pembaca dan penikmat tulisan orang bukan penggiat. Mau sampai kapan? Ah…, tentunya aku tidak mau menjadi orang yang bodoh, yang ujug-ujug menagih keberhasilan-bisa menjadi penulis yang hebat hanyachanya cukup berangan-angan, tapi terus menerus merasa nyaman di zona kemalasan yang akut. Detik ini juga aku harus keluar dari zona yang kuanggap nyaman itu. Padahal zona itu sama sekali tidak bisa membuatku mewujudkan mimpiku. Aku harus segera bangun dan terus bergerak selangkah lebih maju dari sebelumnya. Tentunya semua tidak akan pernah bisa berubah sampai kapanpun, tanpa aku sendiri yang mau berusaha untuk mengubahnya. 

Malam ini sedikit demi sedikit aku mulai   belajar untuk menempatkan rasa malu dan rasa  kurang percaya diri dengan benar. Perasaan malu disatu sisi harus tetap dijaga karena bisa membentengi diri dari tindakan tercela, sehingga lunturlah kemuliaan diri. Perasaan malu yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, justru bisa membuat seseorang kurang berarti akibat tidak percaya diri yang berlebihan , akhirnya dirinya tidak bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat dalam hidupnya. Rasa malu yang berlebihan seperti ini bisa menyesatkan. Aku tidak mau seperti itu, apalagi seperti bunga puteri malu yang baru disentuh daunnya langsung layu dan tertutup. Tidak…!”

Aku akan berusaha  terus belajar memberanikan diri dan mewujudkan mimpi menjadi seorang penulis. Menjadi seorang penulis yang bisa berbagi inspirasi dan banyak hal yang bermanfaat kepada orang lain. Meskipun aku bukanlah Bang Benny Arnas yang telah menulis banyak buku, memiliki segudang prestasi dalam dunia literasi, dan namanya terkenal seantero negeri. Aku bukan Mimi Laa Rose yang tulisannya keren dan beberapa kali tampil menjadi sang juara dalam berbagai event menulis. Dan yang lain-lainnya. Aku bukanlah mereka orang yang hebat di grup ini. Alhamdulillah, kini aku menjadi bagian dari mereka semoga kelak bisa menularkan kehebatannya kepadaku.

Mengapa aku ingin menjadi seorang penulis? Yang pastinya bukan untuk mencari popularitas atau royalti semata. Menjadi seorang penulis menurutku adalah pekerjaan yang mulia. Bisa berbagi kebaikan dan hal yang bermanfaat bagi orang lain lewat tulisan. Dengan menulis bisa meningkatkan kepekaan rasa untuk  mau peduli kepada sesama. Menulis bisa sejenak memberi ruang untuk  mendengarkan hati nurani ditengah hingar bingar banyak orang sibuk sikat sana sini demi kepuasaan diri sendiri terhadap materi dan menghalalkan segala cara.  Seorang yang bijak pernah berpesan lewat tulisannya, umur manusia itu pendek jika engkau ingin abadi maka menulislah. Aku ingin lewat tulisanku yang sederhana kelak bisa menginspirasi banyak orang untuk bangkit dan berbuat lebih banyak lagi kebaikan dalam hidup yang singkat ini. 

Aku akan memulai dari hal yang termudah menuliskan pengalaman pribadi, kisah dan peristiwa sekitar dalam hidup maupun kisah lainnya, semoga menjadi ladang amal jariyah bagiku. Dunia ini tempat meninggal bukan tempat tinggal, semoga kelak kita semua banyak meninggalkan rekam jejak kebaikan bagi generasi masa depan. Mari perbanyak menyemai, menabur, dan menanam benih kebaikan dimanapun kita berada. Semoga akan memetik kebaikan pula pada saatnya nanti.

Aku malu menjadi seorang penulis jika tidak pernah mau memulainya. Mulai detik ini aku harus terus semangat belajar menulis agar terbiasa, kalau sudah terbiasa semoga nanti menjadi bisa dan luar biasa. Semangat tanpa batas bisa meningkatkan kualitas. Kecepatan dan kemauan bisa melampaui kesempurnaan. Semangat berlatih. (*)

#bennyinstitute

#7thbennyinsitute

#bennyinstitutewritingclass

Comments
Loading...