education.art.culture.book&media

Asa Pendidikan Di Daerah Terpencil Part 1 (Inspirasiku)

Perjalanan survey ke dusun Palembang Kecik lebih layak disebut petualangan. Akses jalan yang menantang dan kurang bersahabat membuat adrenalin terpacu. Beberapa kali kalian harus mendorong motor untuk keluar dari perangkap lumpur dan jalan yang licin.

“Oh my god! Ini baru tantangan” katamu sambil geleng-geleng disko menikmati perjalanan itu.

Endang di depanmu mendokumentasikan setiap moment seperti wartawan profesional, ia merekam dan memotret. Darwin dengan semangat empat limanya selalu tersenyum walau kakinya kena knalpot motor dan terluka. Semua demi pengabdian untuk negeri.

Kalian ingin sekali berbagi dengan anak-anak di sekolah yang terpencil, berbagi pengalaman, mengajar, menumbuhkan cita-cita anak, supaya mereka semangat dalam mencari ilmu. Itu adalah tahun kedua program Inspirasiku yang diselenggarakan komunitas kalian. Masih saja ada anak-anak muda yang mau peduli di era zaman sekarang, yang biasanya anak muda menghabiskan waktunya dengan senang-senang dan hura-hura.

Tak sampai satu jam kalian sampai dilokasi sekolah yang hanya memiliki 5 ruang bangunan. Masing-masing kelas merangkap dipakai kelas 1 dan 2, satu lagi kelas 3 dan 4, dan dua ruang lain untuk kelas 5 dan 6.  Satu ruang lagi merangkap untuk kepala sekolah dan guru-guru. Guru disana berjumlah 7 orang beserta  kepala sekolahnya. 3 PNS dan 4 honorer. Setiap guru memiliki jadwal mengajar selama tiga hari, dan tiga hari lain diisi dengan guru yang lain. Medan jalan yang sulit dan jarak membuat kepala sekolah membuat kebijakan itu agar guru-guru tidak terlalu capek. Bahkan kalian yang baru pertama kali survey saja sudah membuat kelelahan yang luar biasa. Untung disetiap perjalanan mata kalian dimanjakan dengan pemandangan pepohon di kiri-kanan jalan, serta hewan-hewan liar yang membuat kalian selalu tersenyum.

Kamu sangat salut dengan guru-guru yang mengajar disana, pergorbanan mereka sungguh besar. Apalagi saat hujan, jalan sudah pasti akan dipenuhi oleh kolam lumpur.

“Apa anggota wanita kita berani untuk terjun ke sekolah dan camping selama 3 hari dalam acara Inspirasiku nanti” tanyamu kepada ketua umum komunitas kalian, Endang.

Endang tersenyum “Komitmen diawal sudah kita ikrarkan, aku rasa anggota kita tidak secenggeng itu, mereka pasti berani ” balas Endang.

“Mereka semua militan kak Agus” tambah Darwin menegaskan.

 

Sesampai disana kalian berbicang dengan kepala sekolah dan guru-guru. Membicarakan program komunitas kalian untuk mengajar selama satu hari dengan mengudang para profesional; berprofesi dan berprestasi. Sambutan kepala sekolah sangat antusias, guru-guru juga merasa senang. Menumbuhkan semangat anak-anak untuk belajar dan bercita-cita sudah menjadi bagian komitmen komunitas kalian, muda berkarya.

Yang special dari kegiatan inpirasiku kali ini kalian menyasar sekolah yang benar-benar terpencil, terbelakang dan terisolir. Bahkan kalian harus gecamp selama 3 hari agar tidak capek jika dilakukan satu hari.

            “Mudah-mudahan kegiatan kita lebih sukses dari tahun lalu” ucap Darwin disela obrolan kalian.

“Aamiin” jawabmu. Kamu sangat berharap agar pemerintah bisa melihat kondisi sekolah dan siswa di SD yang kurang diperhatikan itu, bahwa fakta pendidikan yang sebenarnya masih sangat ironi.

Kepedulian kalian terhadap pendidikan dan anak-anak bukan tanpa alasan. Kalian ingin membuka paradigma masyarakat bahwa kepedulian itu masih ada. Bahwa masih ada anak-anak muda yang mau peduli dengan masyarakatnya. Bahwa masyarakat lembak tempat daerah kalian yang dicap buruk tak semua  orangnya buruk, ada banyak orang baik dan peduli serta semangat seperti kalian yang mau membangun daerah kalian, Lembak.*  [Tanjung Aur, 10 November 2017]

 

*Lembak= nama suku di sumatera tengah, terdapat di daerah bengkulu, sumatera selatan.

Comments
Loading...