Ibuku Malaikatku
Di dunia ini, tidak ada kata yang lebih indah selain dari kata Ibu. Kita tahu, bahwa dalam hidup ini peran Ibu begitu penting. Tugasnya bukan hanya mengurus segala urusan yang bersifat rumah tangga. Tetapi juga mendidik anak-anaknya untuk menjadi kebanggaan suatu saat kelak.
Bagi saya, Ibu lebih dari segala-galanya dalam hidup ini. beliaulah yang telah membesarkan saya hingga seperti sekarang ini. berkat kegigihan, kesabaran, dan keuletannya saya bisa menjadi seperti sekarang. Menjadi seorang anak muda yang berkembang dengan keterbatasan-keterbatasannya.
Betapa besar kasih sayangnya tidak akan pernah bisa dihitung dengan kakulator tercanggih pun. Tanpa beliau aku bukanlah siapa-siapa aku tak mungkin bisa berdiri tegak dan mampu menghadapi berbagai cobaan hidup yang terkadang itu teramat sangat luar biasa berat, tapi ada disisinya aku merasa aku mampu menghadapinya.
Ibu yang membawa ku di dalam rahimnya selama Sembilan bulan tanpa meminta imbalan balik sedikit pun, memang sungguh-sungguh malaikat yang dikirim Tuhan untuk menjaga ku dari segala keterpurukan hidup yang terkadang ku abaikan kebaikannya.
Banyak pengorbanan dan perjuangan yang ia lakukan, mulai dari mengandung, melahirkan hingga aku telah dewasa ini. Sungguh besar jasanya, sunggu banyak pengorbanannya, ittulah Ibuku sosok wanita yang sangat tangguh dan berhati muliah. Bahkan ia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya meskipun dalam keadaan sulit apapun, ia pun tidak pernah mengeluh memberikan cinta dan kasih sayang kepada anaknya. Begitu pula dengan Ibuku, aku bisa merasakan betapa besar kasih sayangnya kepadaku.
Ayah dan Ibuku hanyalah seorang petani kopi dengan penghasilan yang cukup untuk membiayai kedua anaknya. Ibuku tidak pernah mengeluh betapa capeknya tiap hari harus pergi kekebun dari pagi sampai sore. Walaupun terik panas matahari yang selalu menyengat, tapi Ibuku selalu bersemangat itu semuah dia lakukan hanya demi anak-anaknya.
Ibuku sangat telaten dalam mengurus anak-anaknya. Dulu sebelum aku sekolah di perguruan tinggi dan memilih untuk tinggal dikosan, setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah Ibuku selalu menyiapkan sarapanku dan adikku. Tapi sekarang semenjak aku sudah sekolah diperguruan tinggi sudah jarang sarapan bersama. Aku tak pernah merasa malu dengan profesi Ayah dan Ibuku hanya sebagai petani kopi, karena di samping itu keduanya telah mengajarkanku banyak hal yang berarti untukku.
Buatku Ibuku adalah harta termahal yang aku miliki didunia ini. 18 tahun kulewati hidup di dunia ini bersama ibu, sering kuhabiskan waktu ku berasama Ibu mulai dari memasak bersama, membereskan rumah, membantunya bekerja, mengikutinya dalam kegiatan agama dan masih banyak lagi tidak bisa ku sebutkan sartu persatu. Banyak ilmu yang ku dapat dari Ibu dia mengajariku banyak hal, teruatama tentang kehidupan dan agama. Tak pernah sedikitpun Ibu lupa mendo’akan anak-anaknya, saat aku sakitpun Ibulah penawar obatku, dia Dokter untukku.
Dia benar-benar penyemangatku serta orang yang membuatku termotivasi untuk terus bekerja keras demi hidup. Karena aku sadar bahwa hidup butuh perjuangan, tak ada hal yang sia-sia jika kita mengerjakan dengan bersungguh-sungguh. Aku sangat bersyukur mempunyai Ibu yang selalu mendukung apa yang aku inginkan, berkorban demi kebagianku dan sealalu ada disisi ku dalam keadaan apapun.
Dari sini aku dapat mengambil ilmu yang beliau ajarkan, ilmu tentang sebuah perjuangan hidup yang panjang, perjuangan seorang wanita muliah hanya untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Oh Ibu…bagiku kau adalah hidupku, lentera jiwa dikalah aku lemah tak punya pegangan dan sosok malaikat dikalah aku haus kasih sayang.
Kadang seringkali sepercik rasa berani dalam ketakutan yang menggerogoti jiwa ini, namun Ibu tidak akan pernah mundur untuk mewujudkan kegembiraan orang-orang yang ia cintai, bahkan sekalipun tidak. Ia akan selamanya memperjuangkan apa yang penting baginya, dan pupusnya harapan sama sekali tidak akan menjadi hambatan untuknya agar dapat terus bertempur dengan tangan kosong dan hati yang penuh, Tanpanya, mungkin aku tidak akan menjadi pribadi yang sampai pada saat ini telah ia bangun dengan seluruh keringat dan rasa lelahnya.
Menjadi seorang Ibu bukanlah pekerjaan yang mudah, yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Menjadi seorang Ibu harus memiliki hati yang murni yang rela berkorban bagi kepentingan keluarganya. Menjadi seorang Ibu harus tahu perbedaan antara kapan ia harus marah dan kapan ia harus mengerti. Menjadi seorang Ibu tidak semudah yang saya bayangkan.
Terima kasih Ibu, Ibu selalu menguatkan hingga aku mampu menghadapi semuah ini, dan Ibu selalu bilang cobaan pasti bisa teratasi. Karena cobaan untuk dihadapi bukan untuk dihindari, apapun cobaan nya baik dalam ekonomi, keluarga, dan pekerjaan harus dihadapi dengan semangat yang tak akan pernah putus. Itu semuah berkat Ibu, beliau mampu menghadapi semuah persoalan meskipun dalam kondisi lemah, beliau mampu dan selalu bisa memberikan semangat untuk disetiap waktu dan setiap saat.
Mam is my hero in my life.
Nama ku Amelia aku lahir pada tanggal 20 Oktober 2001, sekarang sedang menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklingau.