education.art.culture.book&media

Malaikat Tak Bersayap

Aku terlahir dari rahim seorang wanita yang kuat, penuh kasih sayang, dan sangat mencintaiku. Ibu adalah malaikat tak bersayap yang ada di dunia, beliau telah mengandung dan merawatku dengan penuh kasih sayang. Bagiku, seorang ibu adalah sumber kehidupanku, bagaimana tidak, karena ibu telah menyusui, menyuapi ku sewaktu aku kecil dan sabar atas semua perlakuanku yang meropatkannya. Aku masih ingat sewaktu sekolah dasar (SD), ibu adalah orang yang selalu mengantarkan aku dengan sepeda yang dimilikinya. Aku adalah siswa yang paling cengeng di kelas, dan pasti menangis jika ibu ku tidak menunggu sampai pulang sekolah. Karena aku adalah siswa yang paling muda di kelas, dan aku merasa masih sangat takut untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan teman-temanku maupun dengan guruku. Oleh karena itu ibu selalu menunggu sampai aku pulang sekolah.
Setiap pagi ibu adalah alaram paling ampuh untuk membangunkan ku. Beliau sangat sabar ketika membangunkan ku. Ibu juga yang telah memandikan ku meskipun aku sudah kelas SD kelas satu. Entah kenapa sifat manja itu selalu ada sewaktu aku bersama ibu. Ibu adalah orang yang membuatkan sarapan untuk keluarga, aku sangat suka ketika ibu membuatkan nasi goreng untukku. Ibu tahu jika aku sangat menyukai nasi goreng buatanya. Bagiku, nasi goreng buatan ibu adalah nasi goreng yang paling enak di dunia.
Kasih sayang ibu tidak hanya sewaktu aku kecil saja, ketika aku sudah duduk di bangku Madarasah tsanawiyah (Mts), ibu tetap perhatian dengan ku. Sewaktu aku kelas IX Mts sebelum menghadapi ujian nasional, setiap siswa harus menginap di sekolah selama dua bulan untuk tambahan belajar agar siap dalam mengahdapi ujian nasional. Sekolahku adalah sekolah yang sangat agamis, aku tidak hanya diajarkan pelajaran umum saja, tetapi aku juga diajarkan pelajaran agama yang cukup banyak. Selama dua bulan menginap di sekolahan, ibu adalah orang yang paling berjasa kepadaku. Setiap hari ibu mengantarkan makanan untuk ku. Tak hanya itu, ibu juga selalu memberikan ku segelas susu dari rumah. Bahkan teman-teman ku bilang jika aku adalah anak yang sangat manja meskipun sudah menduduki bangku Mts. Aku juga sering di tertawakan teman-temanku sewaktu ibu memberi segelas susu. Padahal aku tidak meminta itu, tapi ibu memberikannya dengan keikhlasan dan penuh kasih sayang. Aku sangat bersyukur karena telah memiliki malaikat tak bersayap di dalam hidupku.
Waktu terus berlalu dan aku juga sudah tamat Mts. Saat itu adalah dimana aku dan keluarga ku harus terpisah untuk sementara waktu. Aku melajutkan SMA di luar kota. Sewaktu aku akan pergi dari rumah, ibu memeluk ku dengan erat dan berkata “ nak jaga dirimu baik-baik ya disana, kamu harus menjadi orang pintar dan sukses”. Ucapan ibu yang sangat tulus, bahkan ibu meneteskan air mata saat berkata seperti itu padaku. Aku pun tak kuasa melihat ibu yang meneteskan air mata, hingga akhirnya air mata ku jatuh dengan sendirinya. Betapa sedihnya rasa ini jika harus berpisah dengan ibu meskipun hanya sementara waktu. Mungkin ini sudah saatnya aku harus menjadi seseorang yang lebih dewasa lagi dan menjadi seseorang yang mandiri tanpa harus selalu bergantung kepada ibu. Semua ini harus ku lakukan untuk perubahan dalam diri ku agar aku bisa menimba ilmu dan mendapatkan pengalaman di luar sana.
Jauh dari sosok seorang ibu rasanya sangat sedih, aku sangat rindu kasih sayang ibu, aku rindu dengan sikap yang memanjakan ku, dan aku rindu masakan nasi goreng ibu. SMA adalah waktu pertama kali aku jauh dengan ibu, bahkan aku menangis ketika ingat dengan ibu. Namun di sisi lain juga aku menjadi seorang yang lebih dewasa, menjadi seorang yang berani mengambil keputusan, dan menjadikan ku seseorang yang mengerti akan arti sebuah kehidupan. Teruntuk kalian semua, ketahuilah bahwa kasih sayang seorang ibu tak akan ada habisnya bahkan ketika kamu sudah beranjak dewasa, ibu masih tetap memperlakukan kalian sebagai anak kecilnya yang manja. Dunia dan seisinya tidak akan cukup untuk menghitung semua jasa-jasa ibu yang telah dilakukan terhadap anaknya. Maka dari itu sayangilah ibu kalian dan buatlah ibu mu bahagia.

Namaku Eko Saputra lahir di desa Kosgoro, pada 20 Juli 1999. Cita- citaku adalah menjadi orang sukses dunia dan akhirat serta membahagiakan kedua orang tuaku. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan di STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Comments
Loading...