education.art.culture.book&media

Menolak Ingat bukan Menolak Lupa (Tugas BWC #3)

Notifikasi ponsel memecahkan keheningan kala pagi itu, suara tangis seorang wanita mulai pecah, ketika kekasih yang teramat ia cintai mengirim sebuah pesan kepadanya “ sayang aku teramat mecintaimu, namun ku ingin mengakhiri hubungan ini karena aku tak ingin menyakitimu, dan aku ingin memuliakan mu dimata Tuhan, meski kita telah putus kita tetap akan bersahabat seperti dulukan” tentu hati wanita itu hancur berkeping keping kala itu.

Rama Michael
Pada sebuah nama itulah aku mengenal luka yang teramat dalam dan apa arti berjuang namun dicampakkan karena memilih orang lain dibandingkan aku, ya pada penghujung aku memakai baju putih abu abu dan kau baru beranjak merasakan menjadi kakak kelas setelah aku. kau dan aku menjalin sebuah persahabatan yang cukup lama masa itu tak sedikit pun aku menyimpan rasa karena aku menggangap kau sahabat lelakiku, namun lambat laun aku mulai jatuh ya jatuh hati padamu. Karena perhatian kecil yang membuat ku berpikir kau memiliki rasa dengan ku apalagi ketika kau mengucapkan kata-kata ini “kau salah satu orang yang paling aku sayang setelah kedua orang tuaku ” dan kau juga menanyakan “seperti apa tipe lelakiku” kala mengingat itu aku merasa bahagia. Masihkah kau ingat dengan ku?.
Sejak saat itu aku mulai menyimpan perasaan denganmu tanpa diketahui sahabat sahabat kita, karena aku tau jika mereka tau semuanya akan tanpak rumit, dengan berjalannya waktu semuanya biasa biasa saja persahabatan kitapun lancar lancar saja. Perubahanpun mulai datang ketika kau mengajak seluruh sahabat kita untuk menjadi panitia kegiatan organisasi yang dibawa tanggung jawabmu. Kringg bunyi telepon “halo assalamualaikum” suara beratmu menyapaku disore itu “walaikumssalam, tumben nelpon kenapa?” dengan nada cuekku padahal dalam hati aku teramat bahagia mendengar suaranya (biasalah anak muda jaman sekarang heheheh) “gua kangen lu, kangen lu yang sering ngoceh kalo gua lagi salah” “ngakak gua, lu kangen sama gua udah udah jangan maen maen dah emangnya ada apaan si?” aku menipis untuk mempertanyakan lagi tentang kerinduan rama padaku, jika aku semakin memperpanjang percakapan itu maka hati ini akan semakin jatuh cinta padanya. “ya udah sya, ngak gua cuman mau ngomong sama lu. Lu jadi panitia ya diacara sekolah kita nama sohib sohib kita udah gua tulis semua, awas kalo lu gak mau gua bakal makan lu” aku pun terkekeh mendengar ocehannya itu “malas ah gua ikut” gurau ku padanya “ ya sya ikutlah, gak seru kalo gak ga ada lu ikutlah ikutlah. Ada yang mau gua omongin sama lu sya pas acara itu” rengeknya padaku, ia ingin membicarakan apa padaku, hatiku pun mulai berdegup tak henti henti “iya iya gua ikut biar sekalian kita kumpulkan udah lama gak kumpul semenjak gua lulus SMA kalian pada sombong semua si, btw and baswey pengen ngomong apaan ni” tawanya pun mulai pecah “penasaran ya sya, entar tunggu aja makanya jangan gak datang ya, acaranya sabtu depan ya” “iya deh” “ ya udah sya udahan dulu ya, wasalamualaikum Aisya cantik” nada putus telepon itupun penutup sore kala itu.
Lima hari sudah berlalu besokpun sudah hari sabtu, hati ini mulai berdegup kencang kala mengingat Rama mengatakan ada sesuatu yang ingin ia katakan, ada harapan didalam hati ini bahwa Rama juga memiliki rasa dengan ku, namun sudah niatku aku ingin menepiskan rasa ini karena ku tau jika aku terlalu cinta aku akan terluka. “baiklah semuanya berkumpul dilapangan, gak ada yang gak kumpul, untuk semua peserta maupun panitia sekarang juga” tegasnya, suara beratnya itu sontak membuat semua orang berlarian mendengar instruksinya untuk kelapangan. Sudah sekitar 20 menit si Rama mengoceh tentang aturan aturan acara ini, hmm akupun menghela napas karena bosan mendengar ocehan itu, para sahabatku pun mulai memberi kode kepada Rama untuk menyelesaikan ocehan yang tak bermutu bagi kami, akhirnya acara memperjelaskan aturan aturanpun selesai dan Rama pun berlari kecil kearah kami. Saat dia sampai sahabat sahabat kamipun mulai memceramahi Rama “woy Ram besok besok sampai 1 jam aja ya lu oceh didepan sana” teriak Anisa sambil memainkan hp nya “astaga Rama lu kaya kepala sekolah ini aja pas ngoceh tadi” teriak Wahyu sahabat karib Rama yang dari tadi ia sudah kode kode untuk Rama berhenti mengoceh didepan, namun lain lagi dengan sahabat kami satu ini dia asik makan dan tak memperdulikan kami yang sedari tadi sudah mencerami Rama, “astaga Sinta dari lu makan aja ya, gak bagi bagi pula hmmmmmmm” teriakku padanya sambil memgambil salah satu cemilan ditangannya, “ ah lu pada ngomong kaya gitu karena gak bawa cemilankan jadi ngoceh aja lu pada” teriaknya pada kami.
Satu persatu acara pun mulai selesai, kami pun sudah kewalahan berkerja menyukseskan acara ini, yang sedari tadi kulihat Rama begitu sibuk untuk duduk saja ia tak sempat dan ia Nampak kelelahan, akupun menghampirinya membawa air mineral untuk ia minum dari kejauhan pun ia melihatku dan tersenyum tipis kepadaku. Senyumannya adalah salah satu daya tarikku untuk mencintainya (sederhana mencintai seseorang bisa datang dari hal sepele) “ah capek banget Sya, gini ya kalo jadi ketua acara semuanya harus diawasi dari hal kecil sampek ke hal besar uah gua capek banget” sambil bersandar dipundakku, aku menyodorkan air minum untuknya dan tersenyum tipis “hmm udah Ram nikmatin aja, kan gua ada disini sama temen temen kita” sambil aku mengelus kepalanya “sya” suara beratnya memanggilku dan matanya pun memperhatikanku. Wajahku pun bersemu merah karena malu ditatap oleh matanya dalam hati aku bergumam “astaga gua mati langkah ni sama Rama kalo kayak gini terus” ragu ragu aku menjawab “iya Ram, kenapa” sambil melihat kearah lain “maaf ya Sya udah buat lu capek gara gara gua, gua tadi liat lu ngehandle pekerjaan gua yang gak beres” tawaku pun mulai pecah mendengarkan suaranya yang merasa bersalah “iii Ram sesama manusia harus tolong menolongkan, tapi maaf guakan bidadari jadi gua harus menolong siapapun termasuk lu” candaku “Syaa lu tu cantik kalo senyum sumpah, jangan pernah nanggis ya gua janji gua bakalah marah sama orang yang ngebuat lu nangis” sambil ia mencubit pipiku “Syaaa” bisiknya padaku “iya Ram” spontan aku menjawab dan melihat padanya “gua mau ngomong ama lu Sya ini benar benar serius lo, aws kalo lu ketawa hmm” “iya iya Ram, malah lu yang sering bercanda” Rama pun menarik tangan dan menatap mata ku, sontak itu membuat sekujur tubuhku ngemetar tak henti hentinya “Sya pertama kali kita bersahabat aku sama sekali tak merasa jatuh cinta padamu lambat laun semakin aku mengenal dirimu. Kau sangat berbeda dengan wanita wanita lain Sya kau mengutamakan sahabat dibandingkan orang yang kau suka, aku tau kau perna tersakiti teramat dalam dan kau pun merasakan trauma teramat mendalam perihal cinta. Namun disini aku akan berusaha untuk menyakinkanmu bahwa aku berbeda dengan lelaki yang menyakitimu waktu itu. Sya aku mencintaimu dan aku ingin engkau menjadi kekasih hati ku” sontak pernyataan itu mengoncang pikiran,hati dan tubuhku memang aku mencintai Rama, namun tak secepat ini juga ia menyatakan cintanya pada ku, akupun terdiam membisu ingin menjawab namun bibir ini tak ingin ngucapkan nya “Aisya” bisiknya lagi dan akupun tersadar dari pergulatan antara pikiran dan hati ku perihal yang disampaikan Rama “iya Rama” “Sya apa lu gak cinta sama gua?” Tanya Rama padaku “bukan begitu Rama gua hanya takut terluka kembali, lu taukan gimana waktu gua disakitin sama mantan pacar gua dulu dan gua cuman takut takut Ram takut” Rama pun berusaha menyakinkan aku dengan tatapan tajamnya pada bola mataku, entah energi apa yang dipakai mata Rama akupun percaya dan yakin kepadanya (mungkin pakai guna guna ya ahahhaha gaswat) “Sya, gua tanya sekali lagi sama lu, maukan lu jadi pacar gua?” akupun mulai menatapnya “Ram gua mempercayain hati gua sama lu sekali lu sakitin gua, gua bakal sulit lagi nerima yang namanya cinta” raut wajah tiba tiba Nampak sangat bahagia dan sore itu semuanya Nampak indah.
Minggu pertama semuanya lancar dan Nampak indah. Sahabat sahabat kami pun tidak ada yang tau bahwa kami menjalin sebuah hubungan asmara, kami menjalankan semuanya dengan diam diam dan berkomitmen untuk menjadikan hal ini rahasia, ketika kami berkumpul dengan sahabat sahabat kamipun, kami tanpak biasa biasa saja dan tak melakukan hal hal yang dicurigai oleh sahabat kami. Mengapa kami menyembunyikan masalah ini karena kami tau mereka akan marah pada aku dan Rama itu yang kami pikirkan, kami tak ingin menghancurkan persahabatan kami karena cinta. Untuk minggu kedua mulailah masalah berdatangan bak hujan kala dimusim kemarau, namun semuanya teratasi oleh sikap Rama yang meminta maaf dan menyakinkan aku kembali, dan akupun kembali percaya kepadanya. Aku dan Rama jarang pergi yang sekedar ngedate kami hanya bertemu ketika kami berkumpul dengan sahabat sahabat kami. Kami hanya berkomunikasi via telepon “ah layaknya orang LDR” ngumaku dalam hati.
Tepat satu bulan aku menerima pesan dari Rama Michael yang bertuliskan“ sayang aku teramat mecintaimu, namun ku ingin mengakhiri hubungan ini karena aku tak ingin menyakitimu, dan aku ingin memuliakan mu dimata Tuhan, meski kita telah putus kita tetap akan bersahabat seperti dulukan” jantungku pun berdebar sangat kencang kala mendapatkan pesan itu tanpa pikir panjang akupun menelponnya “halo assalamualaikum, sayang apa maksud lu ngirim pesan gitu ke gua, kamu bercandakan? udah ini masih pagi loh ngajak ribut terus” sapaku di via telepon “walaikumsalam Sya, gak Sya itu beneran ya gua gak bercanda” suara beratnya mengatakan hal itu padaku dengan nada yang teramat pelan padaku, ketika aku mendengar penjelasan tersebut entah bagaimana caranya air mataku sudah jatuh tak terkendalikan lagi oleh hatiku, sambil terisak “Ram kok lu tega sama gua Ram, apa salah gua Ram apa? gua udah turutin apa semua mau lu, gua ngejauhin semua cowok yang ngedekitin gua karena apa? Karena gua sayang dan cinta sama lu Ram” aku mendengar Rama menarik napas untuk menjawab semua pertanyaan ku yang beruntun bak hujan itu “Sya ini yang gua gak mau kalo ada masalah sama lu kita telponan lu pasti nangis Sya, Sya gua ngelakuin ini karena gua sayang sama lu Sya, gua pengen ngemuliain lu dimata tuhan Sya, kitakan masih bisa sahabatan Sya kaya dulu, jadi lu gak usah takut kalo gua ngejauhin lu Sya” rasanya jantungku ditujam belati berkali kali ingin aku teriak hingga semua orang tau bahwa aku bak rumah diterpa badai hancur dan tak tersisa sedikitpun kala itu, akupun menjawab dengan lapang hati dan tak memperpanjang permasalahan “jadi mau lu gini? oke gua ikhlasi semuanya tapi yang perlu lu tau, lu yang mengajarkan gua seberapa lama lu ngenalin orang masih aja tersimpan sifat yang gak lu tau dan gak lu sangka bahwa dia itu jahat dan sangat jahat” dan via telepon pun terputuskan entah jawaban Rama bagaimana akupun tak tau dan tak ingin tau.
Satu minggu kemudiaan aku mendengar Rama sudah memiliki kekasih yang baru dan hatiku sekali lagi hancur berkeping keping, secepat itukah ia melupakan ku? Dan aku bertanya sejak kapan mereka dekat dan menjalin perkenalan satu sama lain? Pertanyaan pertanyaan bodoh terus menghantui pikiran ku, namun semuanya terjawab dia melakukan pdktan ketika aku menjalin hubungan dengan Rama waktu itu, mengikhlaskan dan memeluk masalah ini adalah cara terbaik untuk bergerak maju dan meninggalkan orang yang tak mencintai diri kita. Akupun menolak ingat kisah ini bukan menolak lupa, mengingatnya membuat seluruh badan nyerih tak henti membuat hati meringkis sakit karena itu terlalu manis dan juga terlalu pahit untuk diingat kembali.

Comments
Loading...