education.art.culture.book&media

Perihal Senja

Perihal Senja
Senja tidaklah indah jika ditautkan dengan rasa
Ia perlahan datang
Lalu tiba-tiba menghilang
Hanya menyisakan kehampaan yang teramat dalam

Aku enggan menyaksikan kehadiran senja
Sebab hadirnya tak pernah lama
Hanya sekedar singgah
Yang menyisakan gundah gulana

Tetapi aku tak ingin pula
Membenci senja…
Berkat kehadirannya
Terciptalah panorama yang Indah

Entahlah,
Terkadang senja menyisakan kehampaan
Terkadang pula menciptakan keindahan

Dikala Senja
Rasanya ingin marah dikala senja
Menyaksikan insan-insan berkeliaran diluaran sana
Memburu senja katanya

Harusnya mereka dirumah
Bersiap siaga untuk melaksanakan ibadah
Tetapi, sang pemburu senja malah menghiraukannya
Mereka lebih asyik diluaran sana

Pemburu senja lebih terlena menyaksikan terbenamnya matahari
Dengan warna langit jingga yang cemerlang diujung sana
Serta panorama yang memancarkan pesonanya
Membuat lupa bahwa malam telah tiba

Banyak waktu yang juga indah
Tidak serta merta hanya di waktu senja
Waktu subuh pun lebih indah
Terjaga dari tidur dan bisa menikmati terbitnya matahari

Keindahan Senja
Lihatlah diufuk sana
Warna langit jingga dengan cemerlangnya
Lihatlah burung-burung yang berkelana
Menikmati keindahan alam raya

Senja itu mewarnai cakrawala
Dengan warna Khasnya
Terkadang Merah
Terkadang pula Jingga

Matahari selalu terbenam dikala senja
Menuju gelap, lalu berganti terang
Nikmati saja senja itu…
Sebab indahnya hanya sekali datang dalam sehari

Lantaran senja banyak insan yang terlena
Raganya tak mau pulang
Dan hanya ingin menatap senja
Menginginkan keindahan disetiap pesonanya
Bahkan, insan-insan pun berharap senja hadir untuk membuatnya Bahagia

Comments
Loading...