SENJA YANG KURINDUKAN
Aku rindu senjaku tuhan
Senja yang selalu memberikan kebahagiaan
Keindahan dan ketakjuban
Tapi sekarang ia seolah hilang dari peradaban
Ia tak lagi memancarkan pesonanya
Yang biasanya berwarna merah jingga
Dan sekarang hanya hitam gelap yang ada
Tidak! Ini bukan tentang kehilangan biasa
Tapi jua maknanya berbeda
Tak seperti yang biasa kurasa
Senjaku kali ini benar-benar hampa
Semoga esok hari
Aku dapat melihat senjaku manghampiri
Dengan menghadirkan kebahagian lagi
BERSAMA SENJA DI AKHIR TAHUN
Akhir tahunku sunyi
Tak ada petasan
Tak ada keramaian
Tak ada yang istimewa tentunya
Seperti tahun-tahun lalu
Aku hanya diam dirumah
Mengunci pintu kamar
Dan menatap senja dari balik jendela
Sambil berkhayal tentang kehidupan yang indah
Iri rasanya jika melihat mereka
Merayakan pergantian tahun
Dengan orang-orang terkasih
Tapi aku? Hanya bersama senja di akhir tahun
Berharap dipergantian tahun ini
Aku bisa merasakan kebahagiaan
Yang tak pernah ku rasakan sebelumnya
Terimakasih senjaku
Telah menjadikan teman dikala sedih
Telah menemani khayalanku tentang kehidupan
Dan telah bersedia jadi saksi akhir tahunku
Setidaknya kesunyianku tak begitu sunyi
Terimakasih telah membaca Puisi ku ini
Sintiyah Permata Sari lahir di Lubuklinggau, 13 Maret 2001. Zodiak Pisces, aku suka menulis serta membuat puisi semenjak duduk dibangku MTs dan sekarang aku sedang menempuh pendidikan di STKIP-PGRI Kota Lubuklinggau. Aku mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis terkenal dan menjadi guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku juga sudah mempunyai 5 puisi karyaku sendiri dan beberapanya sudah aku ikut sertakan dalam Lomba Cipta Puisi. Karena bagiku, karya tulis adalah cara mengungkapkan perasaan si penulis itu sendiri.