education.art.culture.book&media

Cinta Berawal Dari Facebook

Suatu ketika saya sedang asik membuka Facebook, tiba-tiba muncul pemberitahuan ada seseorang wanita yang melakukan boom like pada foto saya di Facebook. Perasaan penasaran pun muncul, lalu saya melihat profil Facebook wanita itu dan ternyata dia bernama Dianayu Ambarsari. Mata ini terfokus pada foto wanita itu, Dian memiliki wajah yang imut, lucu, dan juga manis seperti madu. Seketika timbul rasa ingin memilikinya, lalu saya memberanikan diri untuk menyapanya melalui Facebook.
“Hai Dian” ujarku melalui Facebook. “Hai” balasnya melalui akun Facebook nya. “Kamu tinggal di mana dian?” Tanyaku, “Megang Sakti” jawab Dian.
Awal kali kita chatingan dia sangat cuek dengan ku. Ya wajar saja namanya juga wanita selalu cuek diawal. Saya tidak menyerah untuk mencoba mendekatinya karena saya tau bahwa seorang lelaki itu harus sabar menghadapi wanita yang cuek agar dapat mengambil hatinya. Dan biasanya wanita yang cuek diawal, dia adalah wanita yang setia. Wanita tidak akan cuek lagi jika dia sudah benar-benar sayang dengan seseorang. Ok lanjut lagi ke ceritanya, setelah kita sudah saling kenal lewat Facebook, saya meminta nomor WhatsApp Dian.
“Dian, bolehkah saya meminta nomor WhatsApp mu?” Ujar ku melalui Facebook.
“Boleh” jawab dian.
Seketika mendengar jawaban dari Dian, perasaan saya sangat bahagia. Sangking bahagianya rasanya seperti hari lebaran bercampur dengan hari kemerdekaan, memang sedikit berlebihan sih. Namun sudah satu jam lebih nomor WhatsApp nya tak kunjung di kirim, perasaan yang tadinya bahagia berubah menjadi bingung. Saya sudah tidak sabar menunggu dia mengirimkan nomor WhatsApp nya. Dengan terpaksa dan menahan malu, saya menanyakan lagi nomor WhatsApp nya.
a”Dian, mana nomor WhatsApp mu? Kenapa kok belum dikirim?” Tanya ku kepada Dian.
“Oh iya maaf Put, saya lupa hehe” ujar dian melalui Facebook.
Alhasil saya sudah mendapatkan nomor WhatsApp nya, meskipun terkesan agak memaksa. Nomor WhatsApp sudah ku dapatkan dan sudah ku simpan di handphone. Tetapi saya hanya chatingan dengan dia cuma sekedar memberi tahu untuk menyimpan nomor WhatsApp ku, ya bisa dibilang meminta nomor WhatsApp hanya untuk menjadi penonton story. Padahal sebenarnya, di relung hati yang paling dalam terdapat niat untuk memiliki, hanya saja saya belum siap untuk itu.
Ada suatu keadaan yang membuat hati ini kecewa, yaitu ketika saya melihat Dian membuat story foto lelaki lain. Hati kecilku pun berkata “yah ternyata dia sudah mempunyai pacar”. Ya sudah la tidak apa, masih banyak wanita-wanita cantik di luar sana. Namun saya tidak bisa membohongi perasaan ini, rasa tak rela jika ia harus bersama dengan lelaki lain. Saya hanya bisa bersabar dan menunggu dia putus dengan pacarnya.
Saat malam minggu waktu dini hari, Dian membuat story tentang masalah hati. Saya pun bertanya dalam hati “apakah dia sedang ada masalah dengan pacarnya? atau mungkin dia sudah putus?”. Tanpa berfikir panjang saya langsung bertanya “kamu kok belum tidur jam segini?”
“Belum ngantuk” balas nya.
“Mau video call dengan ku tidak? Ujar ku.
“Maaf put, tapi sudah terlalu malam untuk video call, besok saja ya.” Jawab Dian.
“Iya sudah tidak apa” jawab ku.
Mungkin ini yang dinamakan penolakan secara halus. Mengetahui jawaban tersebut justru membuat rasa ini semakin penasaran. Aku tidak akan menyerah untuk terus berusaha p mendapatkan hatinya. Hingga datang lah di suatu malam, saya mencoba merayu Dian untuk video call dan ternyata dia pun mau. Ini adalah pertama kalinya saya dan Dian melakukan video call. Jantung ku berdegup kencang dan nafas mulai tak beraturan. Ternyata segugup ini rasanya video call dengan wanita yang saya sukai. Kita saling salah tingkah, bingung harus biacara apa, rasanya tak kuasa melihat bola matanya yang indah. Saya pun memberanikan bicara “Dian, kamu sudah punya pacar?” Tanya ku dengan sedikit rasa malu.
“Belum” jawab nya.
“Ah mana mungkin wanita secantik dirimu belum mempunyai pacar.” Ujar ku.
Seketika Dian tertawa dan tersipu malu mendengar gombalan itu. “Iya beneran kok, saya belum mempunyai pacar put” jawab Dian. Gombalan seperti itu yang paling di ingat oleh dian sampai sekarang. Waktu terus berjalan, hubungan saya dengan Dian semakin dekat meskipun masih berstatus sebagai teman. Saya mulai perlahan-lahan masuk di kehidupan nya dengan memberi perhatian-perhatian kecil. Hubungan kita semakin dekat layaknya seperti orang pacaran. Kita juga sering telponan setiap malam dan saling berbagi bercerita. Entah kenapa saya merasa nyaman ketika berbicara dengan nya meskipun lewat telpon. Rasa ini semakin menjadi-jadi dan tak sabar untuk mengungkapkan kepadanya. Saya berharap dia juga memiliki perasaan yang sama.
Saya ingin sekali bertemu dengan Dian secara langsung, namun hal itu belum bisa terwujud karena dia masih kuliah di Bengkulu dan belum libur. Sudah dua bulan lebih saya dekat dengan dia, akhirnya dia memberi tahu bahwa akan pulang di akhir tahun. Perasaan penasaran sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan wanita yang saya cintai. Hingga tibalah hari dimana saya dan Dian akan bertemu di rumah nya. Ternyata Dian itu orangnya lucu, imut-imut, dan manis meskipun agak pendek. Hari itu saya sangat senang bisa bertemu langsung dengan Dian dan hati terasa berbunga-bunga. Namun saya belum berani mengutarakan perasaan cinta kepada nya.
Tibalah disuatu malam, Dian bertanya kepadaku “Put, sebenarnya hubungan kita ini apa?” Perasaan saya terkejut dan bercampur senang mendengar hal itu, apakah ini suatu pertanda bahwa Dian juga menyukai saya.
“maksudnya Yan?” Jawabku pura-pura tidak tahu.
“Iya hubungan kita itu sebenarnya apa Put, kita kan sudah dekat lumayan lama”.
Saya pun tidak bisa menahan tawa bahagia ternyata dia juga mempunyai rasa yang sama.
“Ohh jadi kamu minta kepastian dari saya?”(sambil tertawa sedikit songong) ujar ku.
“Ya,,,,, ya gitu deh, kamu mah pura-pura tidak tahu”(sambil tersipu malu) jawab Dian.
“Iya udah iya, aku tahu kok maksud kamu yan. Dian mau gak jadi pacar ku”(jantungku berdegup kencang) tanya ku.
Dian pun menjawab “gak mau put”.
“hah! Kenapa kok tidak mau yan?” Ujar ku.
Seketika perasaan saya menjadi kecewa mendengar jawaban Dian.
“Gak mau nolak maksudnya Put” jawab Dian.
“Ah kamu ini bikin aku deg-degan yan” ujar ku.
“Hehe, iya iya maaf Put” jawab Dian sambil tertawa.
Malam itu adalah malam dimana wanita yang bernama Dianayu Ambarsari telah menjadi kekasih ku sampai kini. Kita menjalani hubungan LDR dan sudah hampir dua tahun. Kita sekarang terpisah oleh ratusan kilo meter, berbeda ruang dan terhalang oleh waktu untuk bertemu. Tapi tak apa, karna semua itu telah mengajarkan saya arti dari kesabaran dan betapa berharganya sebuah penantian. Sabar dan menantinya kembali adalah suatu hal yang setiap hari saya lakukan, meski terkadang melelahkan namun semua itu terbalaskan ketika kita bertemu dan saling melepas rindu. Buat kalian semua para laki-laki, perjuangan kan seseorang yang engkau cintai dan ungkapkan cinta mu kepada wanita yang engkau cintai. Yakinlah bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

 

SELESAI

 

Biodata Penulis:
Nama :Eko Saputra
TTL: Desa Kosgoro, 20 Oktober 1999
Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau dengan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Comments
Loading...