education.art.culture.book&media

Senja

SENJA

Karya: Puput Oktaviyani

 //1//   

Telah berapa purnama yang hadir di langit cakrawala

Pun telah banyak senja yang menawarkan warna yang sama.

Namun, yang tersisa hanya nestapa perihal satu nama

Yang tak kunjung bersua tapi menyisakan sembilu yang terus menghujam.

Kau hadir menggaungkan rindu,

Lalu perlahan pergi mengikis segala rindu

Yang perlahan menjadi tabu.

 

Kini,

Waktu kembali menghantarkanku untuk berporos lebih jauh.

Menanggalkan memori lama abu-abu,

Dan meninabobokan segala harapan semu

Pada akhirnya,

Senja mengajariku bahwa terang tidak selalu menemani dan berakhir bahagia.

 

 

//2//

Tuan,

Kau adalah senja yang terkenang pada pelupuk sukma

Sedangkan aku adalah cahaya fajar yang acap kali terlupakan.

Kini aku sadar,

Mengapa semesta selalu gagal mempertemukan,

Karena kita hanya berada pada langit yang sama

Namun berbeda untuk waktu dan keadaan.

 

Tuan,

Sudahkah kini kau menemukan malammu?

Malam yang seperti yang kamu mau,

Yang dekat denganmu, dan yang selalu bisa bercengkerama denganmu.

Malam yang kau jadikan alasan dirimu untuk terbenam.

 

Tuan,

Aku adalah rona yang tak nampak olehmu

Tapi aku adalah satu dari berapa banyak orang

Yang mengagumi keindahanmu ronamu.

 

 

//3//

Tak ada pagi yang berkesan jika tak ada fajar

Tak ada sore yang berkesan jika tak ada senja.

Fajar dan senja,

Mempunyai keindahan yang sama.

Namun, mengapa manusia lebih menyukai senja daripada fajar?

Apakah karena perpisahan lebih mudah terkenang

Daripada pertemuan?

 

Apapun itu,

Fajar dan senja sama-sama mengajari penduduk bumi banyak hal.

Terutama rasa syukur karena Tuhan masih memberikan kehidupan,

Dan rasa syukur karena hari ini masih bisa bertahan terhadap  lika-liku segala ujian.

 

 

Puput Oktaviyani, biasa di panggil puput. lahir di Musi rawas, 09 oktober 2001. Saat ini menempuh Pendidikan di STKIP PGRI Lubuklinggau. Bercita-cita ingin menjadi guru.

 

 

 

 

 

Comments
Loading...