education.art.culture.book&media

Dia (Nurhayati Zulkarnain)

Hari ini tak sengaja aku mengingat nya, posturnya yang gemulai, kulit nya yang putih khas orang Padang, rambut ikal dipirang kuning, dan candaan yang selalu terngiang ditelinga ku. Seperti nya aku sedang rindu dia. Kemana pun selalu berdua, tidur berdua, makan berdua, hanya toilet yang memisahkan kami berdua, sudah seperti kakak adik jika orang lain tak tahu siapa kami. Aku dan dia itu awalnya hanya sebatas teman sd, setelah berpisah selama tiga tahun akhirnya kami berjumpa lagi dan menjadi sangat akrab sekali, tak ada pertengkaran yang mampu memisahkan kami, tidak ada teman baru yang mampu menggantikan posisi nya dimana pun aku berada. Ia sangat kasar dalam berkata, bahkan bertindak kepada orang yg tidak disukainya pun sangat kasar, namun dia la pelindung ku yang paling hebat, dia pemberani, dia kasar karena dulunya pernah baik kepada orang namun tidak di hargai.

Pernah waktu itu aku diajak nya menagih hutang di seorang polisi, yahh engga tau gimana cerita nya intinya bapak polisi itu punya hutang kepada ibu nya terus kami menagih, karena itu sudah menjadi tugas/perintah yang harus kami jalan kan, bayang kan anak SMP menagih hutang ke pak polisi, dia kasar dalam berbicara, dia tidak takut siapa pun, sedikit aku beri bocoran tentang dosa nya yang ini. din, nanti bantu aku bicara ya, hutang dia 10.000.000 JT , hari ini kita harus dapat uang dari dia entah berapa pun itu. dia. Disitu lah aku mulai menjadi pemberani, harus berani berbicara kepada sesorang yang lebih tua dan pastinya pangkat nya jauh labih dariku, sudah mempersiapkan semua cara agar sang polisi membayar hutang nya, menagih pun di mulai. Oom…oom.. (dia), iyaaa, ada apa (pak pol) bayar hutang om, sudah lama berjanji untuk membayar tapi belum ada yang di bayar (dia), iyaa sabar dulu ya (pak pol), sampe kapan om, kemarin katanya hari ini, hari ini malah disuruh sabar, pasti nanti di marah ibu lagi nih, ayo la om bayar, pasti banyak uang, lihat tu istrinya zumba terus, jualan Tupperware, pasti sudah banyak uang, oom juga polisi pasti ada gajinya (dia). Sumpah engga nyangka dia berani berkata seperti itu, memang betul dua hari yang lalu kau menaggih hutang pak pol bilang hari itu akan membayar namun hasilnya nihil. Tapi juga disayangkan oleh perkataan dia (teman ku) yang kurang sopan menurut ku, dari situ sang pak pol marah dak sedikit memberi kami pengertian dan masukan bagaimana cara menagih hutang dengan baik, namun teman ku tidak pernah mendengarkan perkataan orang, karena setiap yang ia lakukan menurutnya itu benar, tidak perlu masukan dari orang lain. Yahh pokoknya banyak sekali pak pol itu memberi kami masukan (ocehan), kami pun pulang dengan muka sedikit malu dan kesal bukan kami, aku maksudnya, iya aku pulang dengan muka malu karena ia berkata tepat di depan wajah kami. Tapi berbeda dengan teman ku, ia malah semakin ngomel engga tau arah.halahhh tidak mau bayar hutang saja pake sok-sokan ngoceh, dia kira aku tidak tau sopan santun, kemaren sudah di tagih baik-baik tapi engga di bayar, di kasih hati malah minta jantung, kalau tidak mau di tagih hutang ya jangan ngutang. (Omelan teman ku)..haha suwer itu dia malah semakin ngoceh sepanjang jalan, semua kekesalannya di tuangkan bersama ku.

Seperti itu la dia, kasar kepada orang yang pernah di dikasih hati namun malah menginjak kepala, dia tidak suka dengan orang yang seperti itu, dari situ dia tidak suka masukan dari orang lain, tapi sebetulnya dia itu orang ya sangat baik apabila kalian sudah sangat mengenalinya seperti aku. Dia menagih hutang seperti itu bukan kemauanya melainkan pasokan uang di keluarganya yang sudah menipis, memang perekonomian sedikit menurun dari yang dulu, maka dari itu ia harus berani menggambil hak nya yang menyebabkan keluarga nya bangkrut.

Dia adalah Nurhayati zulkarnain, sahabat yang sangat mengerti aku, yang selalu membimbing aku tentang mental dan keberanian, dia yang mampu membuat aku tertawa setiap harinya waktu dulu, dia sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Teruntuk mu wahai sahabatku, aku sangat merindukan mu, jaga terus bunda mu Nur, karena setiap senyuman mu adalah semangat untuk sembuh bagi bunda, engkau wanita kuat dan tangguh Nur, nanti jika aku memiliki waktu luang sesering dulu kita akan bermain bersama kembali..

Comments
Loading...