education.art.culture.book&media

BIMBANG TAPI SENANG

01 september 2019, yang kemarin sebelum masih ngeluh karena uang habis kini sudah bisa tersenyum ketawa lagi, ini bagian yang menantang bagi anak kost, karena apa? Setiap akhir bulan pasti kehabisan pasokan entah makanan, jatah jajan , bahkan kasih sayang pacar hehehe, tapi ini bener – bener terjadi, dan baru saya rasakan. Awal mula waktu di rumah ingin memilih mau dirumah saja menjadi anak rumahan yang kalau kemana – mana harus di antarkan, tidak boleh pulang malam atau menjadi anak kost yang mau pulang atau engga kenkosan ya terserah anda, tapi bukan berarti di telantarkan ya, terus mau beres – beres kosan atau engga itu terserah, intinya ibu bapak percaya sama pilihan saya. So, saya pilih menjadi anak kost yang setiap akhir bulan mendadak jadi orang miskin banget dan kalau awal bulan menjadi seperti bak ratu yang baru turun dari kayangan, tau dong gaya nya anak kosan yang sok – sok an pajang foto makanan atau lagi shoping, padahal itu cuman kelihatan bahagia saja di foto, andai kalian tau ritual apa saja yang harus di lakukan. Yang pertama, saya harus rela uang jajan berkurang demi sekali makan ngikutin gengsi bareng temen-temen. Yang ke dua, harus pura-pura banyak tugas ketika di telfon oleh ibu bapak ketika lagi diluar. Ke tiga, saya harus siap engga makan / pasang muka tebal (ngutang) ke kantin untuk makan akhir bulan. Saya nyesel jadi anak kost !!!!! Tanyakan hal ini kepada seluruh anak kost pasti jawaba mereka sama seperti saya.setiap duka pasti memiliki suka dong, buanyak banget suka nya jadi anak kost, kalian kira hidup anak kost ngenes terus gitu, kalian pikir jadi anak kost harus terlihat miskin terus gitu, hahaha kalian pikir menjadi anak kost harus nyesel terus !!! Stop. Jadi anak kost itu sangat menyenangkan. Bertemu dengan teman-teman baru, memilikia banyak teman, hidup bebas, engga di kekang, kemana pun kalian mau pergi silahkan, mau seprti apa bentuk kost an kalian silahkan. Anggap saja kostan itu seperti istana dan saya ini ratunya hahaha! Saya kalau ngayal pinter . Jadi di dunia ini engga ada namanya salah pilih, salah menentukan hidup, salah melangkah dan lain sebagainya. Hidup ini tentang bagaimana cara kalian menghadapi bukan menyerah, nih ya saya yang jauh dari orang tua, keuangan juga kadang masih naik turun, dikira orang bener-bener sendirian engga punya keluarga tapi untung saja saya punya buanyak sekali teman yang sangat pengertian, kedua orang tua teman saya yang sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri, memiliki pacar pengertian sudah seperti sahabat sendiri, pokoknya setiap hari saya kudu bersyukur karena akhirnya saya bisa menghadapi hari-hari saya, bagaimana menghadapi jatuhnya diri sendiri, bagaimana mengontrol diri saat lagi senang. Dunia ini sangat menyenangkan. Bapak saya sesekali telfon, mungkin menelfon saya hanya sekedar berbagi info sudah mengirimkan sumber kehidupan, yaaa walapun saya jauh dari orang tua komunikasi juga jarang , tapi saya juga tidak boleh mengecewakan mereka. Iya saya bukan harapan satu-satunya namun saya ini harapan ke dua, jadi kalau saya engga sukses masih ada 2 (dua) anaknya lagi, terkadang saya juga bosan mengapa hidup selalu seperti ini sedih, senang itu seperti memutar begitu saja, terkadang sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi, seperti hal nya saat saya jatuh rapuh tak kuat untuk bangkit itu seperti pepatah jatuh tertimpa tangga pula. Kadang hati merasa sangat kesepian ketika lagi butuh sandaran atau motifasi dari kedua orang tua tapi mereka tidak ada disisi ku, alhasil hanya bisa bercerita kepada buku dan penah, yaaa kalau bosan cari pacar terus cerita tentang masalah saya, tentang penat nya kehidupan saya, namun saya bersyukur ternyata pacar sangat lah peduli dengan saya, ia sangat pengertian sekali. Tapi saya juga sering bercerita bareng teman-teman nama squad kami itu citol, mereka orang-orang yang sangat menyenangkan tapi sedikit gila hahaha!! Terkadang alasan saya tertawa itu karena teman-teman yang sangat menghibur saya. Tentang kedua orang tua yang kurang berkomunikasi dengan ku terlupakan sejenak jika saya tertawa, namun sayang tidak bisa dibuat permanen. Yang membikin aku bimbang dari kehidupan adalah pelajaran masa kecil, kenapa pelajaran dari orang tua ku yang masih saya ingat adalah bagaiman menghidupkan lampu sen motor, jika ingin belok kekanan tombolnya pencet kekanan sebaliknya pun kekiri, kok hanya itu yang saya ingat,12 tahun bersama keluarga itu seperti tidak ada kenangan, bahkan saya merasa tidak ada yang spesial dari pertemuan kami, sang bapak yang terlalu akrab dengan ke dua anak nya hingga aku sedikit tergeser dan ibu yang sibuk dengan pekerjaan nya, andai aku bisa memutar ulang masa kecil, maka akan aku buat keluarga ku menjadi keluarga yang snagat menyenangkan seperti orang lain. Tapi aku terlambat, entah perjuangan ku yang kurang exstra atau memang saya yang kurang mengerti mereka entahhh lah. Jika nanti aku menjadi seorang ibu, saya tidak mengizinkan anak ku untuk pergi menjauh dari rumah seperti halnya nge kost karena itu bisa membuat komunikasi kami yang kurang, dan tidak bisa memahami satu sama lain. Teruntuk bapak ibu hehe kalian tetap kedua orang tua ku, saya ingin ikita akrab seperti dahulu..

Comments
Loading...